Mohon tunggu...
Bianca M. Utomo
Bianca M. Utomo Mohon Tunggu... Koki - Puitis Dan Romantis

Love to cook, listening music,Still seeking my identity.....try to forget the past , but have a Bright Future ......Need a time to remember,hate heartbreaker......walk in my life to find the half of my soul .Have a motto " Tulisan adalah Hasil Karya yang lahir dari Hati"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebun Peony Mama

21 Juni 2016   17:55 Diperbarui: 23 Juni 2016   13:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap sore di kebun kami , Mama kerap merawat dan menyiram tanaman Peony-nya

Aku dan Sam adik laki-lakiku duduk di ujung tangga dekat pintu belakang sambil minum susu dan makan kue-kue , ditemani boneka kelinciku , Cici . Mama sangat senang berkebun . Kebun kami terbagi dua , yaitu kebun sayur dan kebun bunga . Mama tidak harus report ke tukang sayur atau supermarket , karena bila panen hasil kebun melimpah .

            Kami tinggal di kota kecil yang sejuk, Vanilla Sky , karenanya tanaman kami pun berkembang dengan subur . Entah bagaimana cara Mama memelihara tanaman yang ada , tapi kadang dia mengajak tanaman bunga dan sayur berbicara . Sambil menggemburkan tanah, Mama bersenandung merdu . Entah kenapa dia selalu kelihatan cantik pada sore hari , Atau mungkin karena matahari tersenyum padanya . Yang selalu kuingat adalah bau badannya yang segar . Aroma tanah , dedaunan dan wangi bunga yang samar namun kuat .

            Bunga yang paling disukai Mama adalah Peony . Bunya itu serupa kubis .... bila mekar , kuntumnya bagai sutra lembut berwarna warni .Merah muda , Putih , Ungu dan Jingga . Kuntum-kuntum kecil itu terlihat berderet cantik di sore hari apalagi setelah disiram oleh Mama , embun yang tertinggal di pagi dan sore hari terlihat bagai berlian di tengah-tengah tumpukan kain sutra .

Demikianlah pemandangan itu selalu aku lihat sampai 15 tahun yang lalu lewat  . Kepergian Mama karena kanker payudara , merengut setengah dari jiwa keluarga kami . Papa yang paling kehilangan , karena nya , kami memutuskan untuk pindah rumah dan menjualnya ke developer Real Estate di kota itu.

20 Tahun kemudian , aku kembali ke kota kecil ini . OK , diriku adalah wanita karir ,arsitek sukses .Tapi entah kenapa hatiku beku bagaikan es , semenjak Mama pergi . Sepertinya keadaan memaksaku untuk keras . Maka selama 20 tahun , Salju dan Es mendiami hatiku . Aku hanya berusaha sekuat tenaga merawat Papa dan Sam, adikku satu-satunya . Mereka yang membuat aku tetap ingin bernafas dan mengeraskan hati seperti Gunung Salju .Dan Aku memutuskan untuk mengunjungi rumah mungil kami yang dulu . Harap-harap cemas , kucari –cari informasi dari penduduk Kota tentang rumah kami .

Puji Tuhan , rumah kami masih ada !!!!

Kata orang-orang sudah lima tahun ini rumah itu ditinggalkan oleh pemiliknya yang terakhir . Aku langsung masuk , dan melihat-lihat keadaan rumah . Masih seperti yang dulu . Tetapi rumah itu kumuh dan kotor . Aku hampir menangis melihat kebunnya .... penuh ilalang dan rumput liar ... :’(

Aku berjanji ... demi kenangan akan Mama akan kubangun kembali kebun dan rumahnya

Aku kemudian kembali ke Hotel , sambil mengusap air mata yang tumpah . Kemudian setelah tiba di Coffee Shop . Aku memesan Waffle Ham , Scramble egg  dan Segelas Orange Juice . Ledakan emosi memang bisa membuat seseorang makan lebih banyak ... #sight#

“Ma ... aku kembali lagi ......”

Dari informasi orang-orang di kota Vanila Sky , aku kemudian mendapat informasi tentang pemilik terakhirnya . Ibu Cindy . Cukup mudah mendapatkan informasinya . Ibu Cindy sudah pindah ke ke tengah kota . Tadinya beliau hendak menyewakan rumah tersebut untuk pondok liburan . Aku bertemu dengan beliau tiga hari kemudian.

Tapi setelah kami bertemu , mengobrol dan bernegosiasi . Beliau orang tua yang ramah , aku senang sekali minum teh dengan dirinya sore itu . Beliau juga senang tanaman dan berkebun . Di ruang tamunya yang apik itu . aku memandangi interior dan setiap lekuk sudut rumahnya . Model kuno dan penuh barang antik . Aku cocok dengan Ibu ini . Dan dari hasil negosiasi , aku sudah menelpon papa , aku akan membeli rumah kami yang lama .

Dua minggu kemudian , setelah membereskan sejumlah transaksi pembayaran dan surat-surat kepemilikan . Rumah itu menjadi milikku . J

Intinya ... semenjak aku menyelesaikan perkuliahanku jurusan Arsitektur di salah satu perguruan tinggi negri bergengsi di Kotaku , aku mulai bekerja sebagai arsitek . Aku sudah biasa mengerjakan proyek berskala besar . Tetapi aku lebih banyak mengerjakan proyek gedung dan perumahan ramah lingkungan / Ecofriendly .

Aku mulai memugar rumah mungil itu . Dengan sejumlah tukang dan mandor yang kusewa . Dindingnya aku cat kuning muda , jendelanya kutambahkan kanopi dan daun jendelanya kucat warna hijau tua  , aku selalu menyukai jendela yang lebar , karena perputaran udara dari kebun sangat baik untuk verntilasi rumah . Bagian dalam rumah aku cat dengan warna kuning , putih , pink dan peach .Warna memberi efek lebih luas . Lantainya kugosok bersih dan kupasangi parquete / lantai kayu  . Tapi ada beberapa ruangan yang aku tetap menggunakan lantai tegel . Pokoknya semua kemampuanku sebagai arsitek aku kerahkan untuk memugar rumah itu . Harus secantik mungkin . Dan jiwa Mama harus kembali ke situ .

Aku juga menugaskan tukang kebun untuk membabat semua ilalang dan rumput liar disana . Disitu aku bertemu dengan Jake , Arsitek lanscape dan kebun di kota Vanilla Sky . Kami kemudian bekerja sama menggarap kebun Mama . Aku tetap membagi kebun itu menjadi dua bagian . Kebun sayur dan kebun bunga . Kota kecil yang aku diami adalah kota yang berhawa sangat sejuk , karena masuk daerah pegunungan . Sempurna bagi seorang arsitek untuk menjadi tempat bersembunyi , paling tidak Aku masih bisa menerima pekerjaan dari Website ku sebagai arsitek , pengisi kolum on line majalah interior dan konsultant Design Interior rumah .

Aku senang berpartner dengan Jake , kami sedang mendiskusikan untuk membuka kantor konsultasi arsitek dan design interior di kota itu . Tetapi untuk design ramah lingkungan . Hanya aku mau berkonsetrasi dulu untuk rumah itu selama enam bulan ini . Dan .... pada akhirnya ... selesailah rumah dan kebun ku yang cantik .

Ini adalah puncak dari semua hasil karya yang pernah aku buat . Rumah mungil yang sempurna . Tiap ruangan bertema klasik modern . Aku sudah memasang permadani , menempatkan lukisan dan potret dalam bingkai berwarna warni . Kamar tidur amat nyaman , ranjang antik , bedcover dan bantal-bantal bersulam sudah dipasang . Aku sudah mengundang Papa dan Sam  untuk menginap disini selama mungkin .

Terakhir kebun kami . Pada sore itu , Papa , aku , Sam , Ibu Cindy dan Jake minum teh di kebun kami . Samar tapi kuat , aroma manis tanaman  Vanilla ,rumpun bunga dan tanah basah tercium . Tidak sempurna seperti Taman Eden . Paling tidak aku sudah membuat replikanya semirip mungkin .

Aku membagi kebun itu menjadi dua bagian besar . Sebelah kiri bagian sayur mayur . Aku memakai sistem Holtikultura . Barisan tanaman sayur ; wortel manis , kubis , bawang prey buncis dan labu  .Kuncupnya bermunculan rapi di tengah gundukan tanah hitam subur . Aku suka sekali memadang harmoni itu berbaris rapi .Dan kemudian di sebelah kanan , tepat disore hari , rumpun bunga Peony sebagian besar ditambah dengan Dahlia dan Tulip . Putih , Jingga , Merah Muda , Peach ... gelungan sutra berwarna warni ditengah permadani hijau .

Sore itu Langit berwarna merah muda , lembayung dan dengan gradasi berwarna abu-abu emas . Marshmallow in the sky ... Aku tercenung dan terharu . Sepertinya gunung es di hatiku mencair . 

“ Pah  , Sam ... kalian inget ga ? ini pemandangan yang selalu kita lihat bertahun-tahun lalu ...”

Suara Papa serak ... “ Ya benar “

Demikian juga Sam .... Jake diam saja . diam- diam dia pergi keluar hendak merokok ... Aku sudah mengatakan kepadanya jangan merokok di dekatku ... jika tidak bau tembakau akan merusak suasana yang ada. Jadi Jake ngeloyor pergi ....

Tidak jelas, Samar dan Pasti ... aku seperti melihat bayangan Mama di tengah- tengah kebun Peony kami ... Gaun renda nya ditengah cahaya sore langit mentari . Seperti aku bilang Dengan paras Indo Belandanya , dia selalu terlihat lebih cantik di sore hari , Karena matahari pagi , siang  dan sore . Warna langit , awan dan Cahaya Matahari berpendar dengan warna yang berbeda .... pagi cenderung berwarna Putih , Hijau dan Emas . Siang hari Jingga dan Merah , ditengah langit biru dengan awan berarak bagai kapas . Tapi Sore hari adalah waktu yang sempurna . Aku sudah berhasil merangkai kepingan mimpi yang porak poranda dua puluh tahun yang lampu dan membingkainya dengan dalam sebuah pigura yang kuat .... Kebun Peony Mama ....

img-20160623-133027-576b82cfeaafbd7529838517.jpg
img-20160623-133027-576b82cfeaafbd7529838517.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun