Teman-teman, akhir-akhir ini saya sungguh malu dan miris dengan perkembangan kita sebagai pemuda. Sungguh, kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri. Kita terlalu sibuk dengan perasaan kita, dengan cewek/cowok yang kita suka, pacar yang berselingkuh, si dia yang menghilang, atau bahkan asyik dengan kehidupan bebas yang kita lakoni.
Sampai-sampai waktu terus berlalu dan kita tidak lagi peduli dengan apa yang terjadi dengan negara kita. Kita tidak peduli lagi pada nasib-nasib korban politik yang tidak mendapat keadilan hukum diluar sana, tidak peduli pada puluhan anak yang menjadi korban pelecehan seksual, anak-anak SD yang membunuh temannya karena jajanan seribu rupiah, orang tua yang membunuh anaknya, atau pemimpin yang 'memakan' rakyatnya.
Dan inilah kelemahan utama negara kita; pemuda tidak bisa berbuat apapun, dan tidak ingin melakukan apapun. Pemudanya hanya ingin hidup damai dengan hidup kita sendiri. Kita tidak ingin terlibat karena para korban bukan keluarga kita, tetapi bukankah kita sama-sama terlahir dari rahim Ibu Pertiwi?
Kemudia kita berpikir, baiklah apa yang bisa aku lakukan?
Banyak, sungguh banyak.
Okey, kita mungkin tidak bisa melakukan revolusi besar-besaran dan merubah sistem, tapi kita bisa melakukan satu hal yang sederhana namun menjadi titik temu dari pangkal segala masalah yang melanda negara kiat saat ini ;
"Jika zina dan ribah sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan adzab Allah atas diri mereka sendiri."
BERHENTILAH PACARAN, KELUARLAH DARI PERGAULAN BEBAS, BERHENTILAH MENIKAH KARENA HAMIL DULUAN.
Ketahuilah bahwa hamil duluan itu zina, bukan khilaf. Jadi sudahilah semua itu karena sesungguhnay zina adalah salah satu pangkal dari semua masalah ini. Sebagaimana hadits nabi;
Jujur saja saya adalah seorang wanita, dan saya belum menikah. Saya tidak bisa mengatakan saya tidak pernah pacaran, pernah tapi tidak lagi. Jadi ketika hal-hal yang negatif dan protes soal pacaran dan zina, orang-orang selalu bilang; 'Hati-hati Yu, jangan sampai kamu kemakan omonganmu sendiri.'
Well, itu masuk akal. Dan zaman dulu saya takut sekali dengan ancaman itu. Tapi sekarang saya percaya Allah akan menjaga dan melindungi saya, niat saya baik.
JADI TEMAN-TEMAN, BERHENTILAH. Jika kita tidak bisa merubah negara, paling tidak kita bisa merubah diri kita sendiir.
Dimulai dari diri sendiri, dimulai dari lingkungan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H