Mohon tunggu...
Anargya Atha
Anargya Atha Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Murid di SMX yang mempunyai projek 'What's on Indonesia?' yang mempublikasi berita-berita lokal di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila Sebagai Ideologi di 2021

1 Juni 2021   21:46 Diperbarui: 1 Juni 2021   22:05 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 1 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) membangun ideologi yang akan diteruskan kepada generasi bangsa Indonesia untuk berpuluh-puluh tahun. Lima Dasar yang terbentuk oleh Muhammad Yamin, berbasis dari Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Kini diperbarui sebagai:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa 

  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 

  3. Persatuan Indonesia

  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Walaupun Indonesia menerapkan Pancasila sebagai ideologi yang diterapkan untuk masyarakat, pasti ada bagian dari masyarakat dimana mereka menentang pancasila, yakni para penentang ini termasuk koruptor, kriminal, orang-orang yang terindoktrinasi dengan ideologi lain, dan kelompok-kelompok yang menawarkan ideologi baru yang menentang pancasila. 

Dan menurut para masyarakat, Indonesia mempunyai ideologi yang bagus dengan implementasi yang buruk pada masa kini. "Menurut saya, pancasila saat ini tidak benar benar diimplementasikan dengan baik dan sempurna baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara maupun oleh rakyat indonesia itu sendiri. Korupsi banyak terjadi, ketidakadilan hukum, ketimpangan sosial yg semakin tajam terasa. Tentu itu sangat bertentangan dengan sila sila pancasila." Ujar Pak Chandra, seorang guru Ilmu Sosial di suatu Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Kadang kita juga kehilangan salah satu kepentingan yang ada di dalam ideologi Pancasila, yaitu persatuan. Dengan tidak adanya persatuan, banyak konflik yang terjadi di Indonesia. "Pancasila sebagai ideologi di Indonesia sekarang sangat penting, karena hal pertama yang harus kita ada adalah persatuan. Tetapi, nilai-nilai pancasila tidak memiliki kepentingan seperti dulu, karena lebih banyak orang tidak mengikuti nilai-nilai pancasila, dan bisa dilihat dengan bertumbuhnya konflik dimana-mana." Ujar Michael, seorang siswa SMA kelas 10. 

Dengan banyaknya penentang Pancasila, lawannya adalah pengikut Pancasila. Beda dengan penentang Pancasila, pengikut pancasila mementingkan untuk mempunyai solidaritas antar satu sama lain, bersikap adil, mengikuti kepercayaan religi masing-masing dan bisa menerima perbedaan. 


"Membangun solidaritas antara rakyat untuk memperkuatkan rasa kesatuan bangsa. Dengan ini, para rakyat Indonesia bisa bersama-sama mempertahankan Indonesia dan tetap membangun Indonesia tanpa konflik karena mereka mengikuti Pancasila." Ujar Michael, seorang siswa SMA kelas 10. 

"Saya berharap Pancasila sebagai ideologi negara bisa di implementasikan dengan sempurna tidak hanya jadi Jargon semata." Ujar Ujar Pak Chandra, seorang guru Ilmu Sosial di suatu Sekolah Menengah Atas (SMA). 

(AA) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun