Dari sudut kamal kau melilit jagat
Antara langit dan angkasa kau tegak gagah
Menjadi dunia menjadi bangsa dan menjadi madura
Dihatiku
Dan di jiwa jiwa yang memilikimu
Disetiap langkah kau selalu ada
Di setiap nafas kau selalu mewarnai
Dalam derap kisah kisah kau selalu indah dan membuatnya semakin indah
Kau tak pernah menyanyikan kasta
Jika malam menjadi berahmana pagipun boleh saja menjadi sudra
Meski angin angin berhembus keras membuat lagumu sumbang
Kau tetap riang menikmati syair yang kau pahat di pucuk daun “Pelembang”
Bukan pendeta yang kau sembah
seperti lycurgus yang dipuja kaum sparta
Dan kau bukanlah pemuja dan pemeluk taklid bisu
Seperti yang di teriakkan dalam khutbah khutbah para bhiksu
Hanya sejarah dan tradisi indah yang kau bungkus dalam kerangka Humanitas
“al muhafadzatu lilqadimis shalih wal akhdzu liljadiidil ashlah”
*******
Darimu ku belajar menghargai
Darimu ku belajar menghormati
Bukan karena kau punyak lilitan tasbih zambrut yang elok mengerlok
Dan kau gunakan menghitung jumlah dzikir yang bening mengalir
Bukan hanya karena kau selalu anggun dengan sarung melilit
Dan kitab kitab tebal yang kau sebut gundul karena memang tidak berambut
Tapi dalam sepi dalam sunyi
Kulihat kau selalu menangis hingga airmatamu mambatu
Resahmu gundahmu mengajariku dua puluh delapan huruf
Yang selalu iingin ku baca setiap saat
Dan selalu terlitas meski dalam kawah darurat
Bukan suara yang kudengar bukan nyanyian yang ku hafal
Seperti Rhetorica yang dijadikan pembuka Olempiade Athena
Tapi tangan lembut dan tutur tutur agung penuh tenaga
Yang selalu ku temukan jujur dalam setiap tingkah
Bukan pena..
Bukan buku..
Bukan teori seperti lagu lagu kaum Sofist
Tapi hidupmu telah menjadi Kamus yang selalu ku buka
Tapi hidupmu telah menjadi ruasan akhlak
Yang ku rangkum dalam jilid jilid kehidupan
********
Maduraku
Letakmu sangat tepat sekali
Ditengah langit di ujung matahari
Dalam malam jika ku duduk di teras
Yang ku tatap hanya bias rembulan bersinar menawan di balik karnafal awan
******
Saat ku buka lembar lembar lain
Dalam sedalam tajamnya Celurit
Masuk menusuk ranah budaya dan adat
Ku Terlelap dalam kulener
Aroma sate dan soto kian semerbak menebar di kaki langit
........
Bersambung......To be continued.
(alie whafa )