- Para murid terlebih dahulu memutuskan untuk menciptakan pakan ternak organik bagi peternakan ayam negri (broiler) di sekolahnya. Selama ini pakan yang digunakan adalah pakan jadi yang dibeli oleh sekolah. Para murid kemudian mencari, dan menguji coba berbagai sumber pakan organik di sekitar lingkungan mereka dan mengolahnya menjadi pakan ayam broiler.
 Identifikasi "kepemilikan murid":
- Murid menemukan sumber pakan yang paling cocok dan ekonomis untuk skala produksi, yaitu cacing sutra yang diternak cukup banyak oleh masyarakat di sekitar sekolah;
- Setelah beberapa uji coba, mereka juga menemukan bahwa daging ayam broiler yang mengkonsumsi pakan dengan bahan utama cacing sutra memiliki massa daging lebih banyak dibanding yang mengkonsumsi pakan ternak biasa;
- Para murid diminta untuk memasok sebagian daging ayam untuk franchise tersebut;
- Selain memproduksi sendiri daging ayam broiler di sekolah, para murid juga mengajak masyarakat peternak broiler di sekitar sekolah untuk menggunakan pakan buatan mereka sehingga menghasilkan volume daging yang cukup untuk memasok daging ayam ke waralaba tersebut.
Penjelasan:
Luar biasa apa yang telah dilakukan oleh murid-murid SMK tersebut, mereka telah memiliki suara dan pilihan yang sangat penting sehingga murid mempunyai rasa "memiliki" proses pembelajaran mereka sendiri. Proses pembelajaran di SMK tersebut telah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi murid untuk berpartisipasi aktif menciptakan produk daging ayam broiler dan pakan buatan. Sekolah telah memberikan ruang bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan minat dan bakat murid.
3. Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan adalah Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Bernalar Kritis, Bergotong Royong, dan Mandiri.
Situasi 6
Pak Tegas adalah seorang guru di sebuah SMK. Sebagai seorang guru di jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) ia kerap didatangi murid-muridnya untuk berdiskusi baik tentang pelajaran ataupun hal lainnya. Suatu hari, tercetus ide dari murid-murid untuk membuat sebuah wadah kegiatan bagi murid-murid TKJ. Murid-murid tersebut mengusulkan satu program ekstrakurikuler yang bisa menampung keterampilan dan keahlian mereka dalam teknik komputer dan jaringan. Berbasis keterampilan dan keahlian mereka di jurusan teknik komputer dan jaringan, akhirnya disepakati nama program ekstrakurikuler itu dengan nama ITS (Information Technology Student). Dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu dari Pak Tegas, murid-murid lalu mematangkan gagasan tersebut. Mereka mendiskusikan aspek-aspek apa, mengapa, bagaimana, siapa dari program tersebut secara lebih rinci. Setelah cukup matang, Pak Tegas lalu mengajak murid-muridnya untuk mempresentasikan ide mereka ini kepada Wakasek. Murid-murid ini pun lalu mempersiapkan presentasi ini. Ketika mendengarkan presentasi dari murid, Wakasek sangat mendukung.