Dengan kata lain, realitas maya bukan hanya sekedar representasi dari hal-hal yang bersifat faktual, melaingkan realitas maya juga berkontribusi dalam membentuk pemahaman maupun persepsi manusia terhadap realitas nyata yang sedang berlangsung dalam dinamika kehidupan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa ciri dari realitas maya adalah dinamis dan tidak bersifat pasif atau statis.
Dalam pemahaman tradisonal, realitas selalu dihubungkan dengan fakta maupun fenomena dalam kehidupan konkrit manusia. Sedangkan realitas maya (dunia maya) seringkali diposisikan sebagai representasi yang seakan-akan dipengaruhi, digerakkan dan dikendalikan oleh realitas nyata (pasif).Â
Namun, seiring dengan terintegrasinya inovasi teknologi dalam sendi-sendi kehidupan manusia, kemudian memunculkan pertanyaan dan tantangan dalam cara manusia memahami, mempersepsikan, dan memaknai realitas. Apakah realitas maya dapat dipandang hanya sekedar representasi dari realitas nyata? Ataukah keduanya merupakan dua realitas dengan dimensi yang berbeda? Jika keduanya berbeda secara fundamental, lalu apa kesamaannya? Atau mungkin keduanya adalah substansi yang sama, tetapi hanya bekerja dengan cara yang berbeda dalam membentuk pemahaman maupun persepsi manusia tentang realitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H