Mohon tunggu...
Herwanto Weya
Herwanto Weya Mohon Tunggu... Penulis - Philosophy Student

tech enthusiast !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dilema Realitas Maya (Dunia Maya) & Realitas Nyata (Faktual)

8 Desember 2023   01:40 Diperbarui: 8 Desember 2023   01:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isabella Madrid R/flickr.com

Sejak lahirnya teknologi yang dipicu oleh revolusi industri pertama di Inggris. Dinamika kehidupan manusia mengalami perubahan secara drastis seiring dengan berbagai macam penemuan dan inovasi yang dilakukan dalam hampir semua sektor kehidupan manusia. 

Salah satu kontribusi dari perkembangan teknologi adalah terbentuk dunia maya. Maya dapat diartikan sebagai fenomena yang tampak ada, tetapi sebenarnya tidak ada secara konkret. Bisa juga dikatakan sebagai representasi dari yang benar-benar faktual atau realitas sebenarnya, namun sifatnya tidaklah nyata. 

Artinya bahwa ketika manusia berelasi dan berinteraksi dengan orang lain di dunia maya, maka eksistensi konkret manusia di dunia nyata dimediasi oleh seperangkat infrastruktur teknologi. 

Singkatnya, dunia maya merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, pengontrol) yang menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. 

Sehingga dalam arti tertentu dapat dikatakan bahwa dunia maya pada dasarnya adalah seperti sebuah cermin. Dimana, ketika seseorang berdiri dihadapannya, ia mendapati dirinya yang lain pada cermin tersebut. Namun, perbedaannya adalah dirinya yang ada dalam cermin bersifat abstrak. 

Wujudnya tidak bersifat konkret, artinya tidak benar-benar ada secara fisik, tidak bisa disentuh, dan tidak bisa dirasakan secara langsung dengan panca indra serta terbatas pada realitas maya. 

Dunia maya diibaratkan seperti sebuah dunia imajiner (imajinasi), meskipun sesuatu tidak menghadirkan dirinya secara kokrit atau faktual maupun langsung, tetapi ia tetap ada dalam dunia imajiner (realitas maya) sebagai representasi dari yang konkret.

Meskipun realitas nyata dan realitas maya tampaknya berbeda antara satu sama lain. Namun, keduanya saling mengadakan, menghadirkan, dan saling terhubung serta bersifat mengikat. 

Pada dasarnya, realitas maya selalu dipicu oleh realitas nyata, artinya bahwa aktivitas manusia di dalam realitas maya adalah cerminan dari realitas nyata. Namun, seiring berjalannya waktu realitas maya menjadi jauh lebih dominan dibandingkan realitas nyata. Salah satu faktornya adalah karena hampir semua kebutuhan manusia, kini diwadahi oleh inovasi yang lahir berkat teknologi. 

Segala macam fasilitas dan kemudahan untuk menunjang aktivitas dalam kehidupan manusia, kini semakin tersentralisasi pada realitas maya. Konsekuensinya adalah realitas nyata (konkret) kemudian menjadi lebih cenderung dipahami, dimaknai dan ditafsirkan berdasarkan dinamika yang sedang berlangsung dalam realitas maya. Manusia menjadi lebih sensitif terhadap fakta-fakta (semu) yang beredar di dunia maya, dibandingkan fakta konkret yang benar-benar nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun