Setelah lama menghilang dari urusan tulis menulis,akhir nya saya kembali untuk menulis sebuah artikel lagi.
Partai Golkar di bawah kepemimpinan "papa" Setya Novanto.
Ya siapa yang tidak tahu Setya Novanto?salah satu politisi senior yang di kenal licin dalam setiap pergerakannya,bagaimana tidak,setiap kasus yang menyeret nama nya dari beberapa tahun ke belakang tidak mampu mambawanya ke dalam jeruji besi.
Kasus pertama yang menyeret nama "papa" Novanto yaitu kasus Cessie Bank Bali, ketia ia masih menjabat sebagai Direktur utama PT. Era Giat Prima di tahun 1999,kemudian kasus suap penambahan biaya arena menembak PON Riau tahun 2013 lalu,kasus yang ketiga yaitu kasus Suap sengketa Pilgub Jawa timur,dan yang terakhir kasus proyek E-KTP.
Namun semua itu tidak mampu menjerat nya apalagi menjebloskannya ke dalam penjara,setelah terakhir pemanggilan KPK,setnov jatuh Sakit dan di rawat rumah sakit.
Aneh nya sehari setelah pra-peradilan yang di menangkan oleh "papa" lewat bapak Hakim Ceppi Iskandar,Setya Novanto di nyatakan sembuh oleh dokter rumah sakit,dan sudah di perbolehkan pulang.
ya kita doakan agar cepat sembuh,di terima iman islamnya dan di tempatkan di sisinya,kasian juga kan kalau "papa" sakit-sakitan,nanti uang yang selama ini dia cari,habis Cuma buat berobat saja.
Tanggal 2 oktober 2017 kemarin,ribuan kader Golkar mulai dari,PD,PK,maupun kabupaten/kota se-jawa barat mendatangi kantor DPP partai Golkar ,hanya untuk sekedar menyuarakan aspirasi mereka ,untuk DPP Golkar agar segera mengeluarkan surat rekomendasi untuk ketua DPD partai Golkar Jawa Barat H.Dedi Mulyadi S.H ,dan juga menolak "mahar politik" yang ada dalam internal elite partai.
Tidak hanya itu,kader partai Golkar jawa barat menolak segala bentuk praktek politik transaksional.
Mungkin karena "mahar" nya yang kecil sehingga Golkar belum mengeluarkan surat rekomendasi sampai saat ini,ya bisa di bilang masih nego nego cingcai lah.