Saya yakin jika P.T. Perkebunan Nusantara  XI mampu melaksanakan kegiatan pemasaran seutuhnya, maka P.T. Perkebunan Nusantara  XI mampu bertahan di era persaingan industri gula yang semakin menantang dari waktu ke waktu.
Untuk melaksanakan strategi pemasaran P.T. Perkebunan Nusantara  XI menurut Saya perlu melihat lagi bauran pemasaran (marketing mix), diantaranya :
1. Â Â Product
P.T. Perkebunan Nusantara  XI memiliki kualitas produk berupa Gula Kristal Putih I dan II sesuai SNI, namun secara visual, warna gula yang diproduksi oleh tiap-tiap unit usaha berbeda-beda. Hal ini menimbulkan persepsi dan harga yang berbeda pula pada konsumen. P.T. Perkebunan Nusantara  XI juga belum mempunyai brand exquisite atau merek yang khas serta melekat dalam produknya secara keseluruhan (hanya sebagian kecil yaitu GUPALAS). Dibandingkan dengan perusahaan consumer good lainnya P.T. Perkebunan Nusantara  XI memiliki produk yang mudah berganti merek setelah lepas ke pasaran (selain GUPALAS). Â
2. Â Â Price
Harga gula merupakan polemik karena merupakan sesuatu yang uncontrolablebagi P.T. Perkebunan Nusantara XI. Namun menurut Saya bukanlah suatu hal yang mustahil jika P.T. Perkebunan Nusantara  XI mampu mengendalikan harga gula di pasar asalkan P.T. Perkebunan Nusantara  XI mampu menguasai produk gulanya secara utuh. Dari merek saja P.T. Perkebunan Nusantara  XI belum menguasai produknya secara utuh, para retailer bebas mengganti merek gula yang dibelinya dari P.T. Perkebunan Nusantara  XI dan kembali menjualnya dengan harga yang  ditentukan oleh pasar dan strategi penjualan mereka sendiri-sendiri. P.T. Perkebunan Nusantara  XI  juga lemah dalam pemasaran retail, karena sistem penjualan gulanya hanya sampai kepada distributor bukan ke end user atau konsumen akhir. Saya ambil contoh ketika tahun  2014 terjadi penurunan harga gula, para retailer ini dapat bertahan karena mereka memasarkan gulanya secararetail sesuai dengan kebutuhan pasar, sedangkan P.T. Perkebunan Nusantara  XI menjual gulanya dalam paket 50 Ton dengan fix  price periode tertentu sehingga kurang fleksibel dengan kondisi pasar yang sedang terjadi.
Selama P.T. Perkebunan Nusantara XI masih belum bisa memperkirakan harga dan menguasai produknya secara utuh maka belum bisa menentukan market shareatau pangsa pasar yang didapat secara riil. Market share berkenaan sekali dengan pencapaian laba, semakin besar Market share atau pangsa pasar yang dikuasai berikut dengan distribution chain nya maka laba yang diperoleh semakin sesuai dengan target.
3. Â Â Place
Place atau tempat merupakan hal yang terkait dengan products distribution chainatau rantai distribusi produk. P.T. Perkebunan Nusantara XI memiliki lokasi unit usaha yang sekaligus merupakan gudang produk yang tersebar merata dari ujung barat sampai ujung timur propinsi Jawa Timur. Jika dipandang dari rantai distribusi produk hal ini menjadi keuntungan bagi P.T. Perkebunan Nusantara  XI dalam melayani permintaan pasar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Namun sayangnya P.T. Perkebunan Nusantara XI masih menggunakan pihak kedua atau distributor di luar P.T. Perkebunan Nusantara  XI. Sehingga products distribution chain ke konsumen akhir belum dikuasai sepenuhnya oleh P.T. Perkebunan Nusantara  XI.
4. Â Â Promotion
Promotion atau promosi (Products Advertisement), P.T. Perkebunan Nusantara XI kurang melakukan kegiatan promosi produknya, setidaknya di lingkungan internal P.T. Perkebunan Nusantara  XI sendiri, promosi berkaitan erat dengan brand exquisite seperti yang telah sedikit Saya paparkan di atas. Saya lihat kantor pusat dan unit usaha lainnya belum ada board atau minimal spanduk tentang brandGUPALAS, GUPALAS seakan menjadi produk eksklusif Unit Usaha tertentu sehingga unit usaha lain merasa kurang perlu mengenalkannya kepada masyarakat di sekitarnya, padahal GUPALAS merupakan coorporate brand. Sebagai contoh pada rapat di kantor pusat P.T. Perkebunan Nusantara  XI atau di unit usaha P.T. Perkebunan Nusantara  XI, paling tidak di situ diperlihatkan coorporate brandyaitu GUPALAS.