Pilihan boleh berbeda, presidennya tetap No. 2, itu menurut saya!
Pilihan boleh berbeda, presidennya tetap No. 1, itu menurut Anda!
Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing, tapi jangan sampai kefanatismean yang semu, membutakan akal sehat, sehingga teman menjadi lawan. Mencari musuh itu mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Menjelekkan seseorang pun sangat mudah, tidak perlu kenal dengan orangnya, tidak perlu bertemu dengan orangnya, cukup andalkan insting dan bayangan perasaan semu, maka keluarlah semua kekurangan dan kelemahan yang tidak akan cukup untuk di tuliskan di kompasiana ini.
Sebelum pilpres, kita memiliki 10 orang teman, jangan sampai sikap fanatisme yang semu membuat kita memiliki 100 orang musuh.
Siapa pun yang menjadi pilihan, kita harus tetap bekerja dan berkarya, banyak orang menanti hasil kerja dan karya kita.
Muhammad Ali mengatakan seperti ini, "Rakyat jelata dan raja-raja mau membayar untuk melihat saya merobohkan orang lain. Saya telah membeli 25 bis sekolah dengan harga $15 ribu sebuah, untuk saudara-saudara saya. Bahkan (Presiden) Ford atau (Menlu) Kissinger tidak mempunyai wajah yang terkenal seperti saya. Kalau hasil yang diperoleh dari pertandingan Bugner bisa dibawa pulang, saya bisa mengundurkan diri besok pagi.”
Bagi Muhammad Ali, semuanya dapat dibeli dan dimiliki! Tapi bagi Muhammad Ali, Saya, dan mungkin juga Anda, SAHABAT adalah nilai yang sangat berharga.
Persahabatan ialah hadiah tak ternilai
Yang tidak bisa dibeli atau dijual.
Nilainya jauh lebih besar
Dari gunung emas.
Karena itu kalau Anda mohon hadiah dari Tuhan
Berbahagialah kalau Dia mengirimkan
Bukan emas, intan atau kekayaan.
Namun cinta kasih seorang teman sejati.
Sumber:
westjava27
Bangkok Post/Intisari Juli 1975/hal 10/Sajak Mohamad Ali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H