Mohon tunggu...
Wesli EdriantoBancin
Wesli EdriantoBancin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Teori Behavioristik Pada Sekolah Minggu di Gereja Gkppd Sumbul

18 Desember 2022   22:03 Diperbarui: 18 Desember 2022   22:13 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah dan Perkembangan Sekolah Minggu di Gkppd Sumbul

            Sekolah minggu merupakan bagian yang paling esensi dalam sebuah pelayanan di dalam gereja.Sekolah minggu merupakan kegiatan gereja untuk menjangkau dan membawa setiap orang kepada Tuhan Yesus serta mengajarkan Alkitab untuk mengubah kehidupan mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadikan Yesus sebagai prioritas di dalam hidupnya.

            Berdirinya Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) Sumbul menjadi faktor pemicu tumbuh dan berkembangnya  pelayanan sekolah minggu di gereja tersebut.Pada saat Gereja GKPPD Sumbul belum berdiri,jemaat dari Dusun Sumbul umumnya beribadah ke Gereja HKBP di jambu rea.Jarak dari dusun Sumbul ke Gereja Jambu Rea terbilang cukup jauh dan dapat memakan waktu lebih kurang satu jam jika berjalan kaki karena kendaraan pada saat itu masih sangat minim.Pelayanan sekolah minggu pada saat itu juga tentunya hanya terdapat di gereja HKBP Jambu rea.Hal ini menyebabkan anak anak di dusun sumbul pada masa itu sangat jarang bahkan tidak pernah mendapatkan pelayanan sekolah minggu karena jarak yang cukup jauh sehingga sangat tidak mungkin anak anak berjalan jauh ke gereja HKBP di jambu rea.Setelah gereja sumbul mekar dari gereja jambu rea, Pengurus gereja dan jemaat sadar  bahwa peran pendidikan agama kristen tidak cukup hanya dipegang oleh keluarga dan sekolah,tetapi pendidikan dari gereja juga sangat penting dan berpengaruh dalam proses perkembangan anak.inilah yang menjadi titik terang munculnya pelayanan sekolah minggu di gereja GKPPD Sumbul.Anak sekolah minggu pada saat itu sanga senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan sekolah minggu meskipun banyak kendala yang dihadapi mereka.Contoh kendala yang menjadi penghambat dalam proses pelayanan sekolah minggu pada masa itu adalh kendala fasilitas dan tempat.Gereja pada saat itu masih sangat sempit,sehingga anak anak tidak bebas bergerak dan kurang nyaman,padahal pada dasarnya pelayanan sekolah minggu membutuhkan ruang yang luas karena mereka cenderung lebih senang belajar sambil bermain.Kendal lain yang dihadapi adalah atap gereja yang masih terbuat dari ijuk dan tumbuhan yang dalam bahasa pakpak nya disebut tumbuhan rih sehingga pada saat hujan kemungkinan besar atap tersebut akan bocor.Guru sekolah minggu pada saat itu juga masih kurang memiliki kompetensi di bidang pengajaran sekolah minggu di Gereja GKPPD Sumbul karena keterbatasan pengetahuan dan pendidikan.Namun meskipun banyak kendala pada saat itu,mereka tetap bersemangat untuk menuji dan memuliakan nama Tuhan.

            Seiring dengan berjalannya waktu,pelayanan sekolah minggu di GKPPD Sumbul semakin berkembang.Ruang gereja yang dulunya sangat sempit dan beratapkan ijuk serta dinding bambu kini telah permanen dan semakin luas sehingga anak anak semakin leluasa untuk belajar sambir bermain dan menambah semangat mereka untuk mengikuti kegiatan sekolah minggu.Perkembangan teknologi yang semakin canggih juga menunjang perkembangan pelayanan sekolah minggu.Dengan kemudahan mengakses internet,guru guru dapat lebih mudah mengakses bahan pembelajaran misalnya lagu lagu rohani,video video cerita alkitab serta tarian tarian sekolah minggu sehingga anak anak semakin semangat dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan sekolah minggu.Guru sekolah minggu juga dapat lebih mudah mencari materi untuk dikembangkan dan diajarkan dalm pelayanan sekolah minggu.

Kendala Yang Dihadapi Dalam Proses Pengajaran Pada Pelayanan Sekolah Minggu di GKPPD Sumbul

            Pelayanan sekolah minggu di Gereja GKPPD Sumbul tentunya tidak terlepas dari kendala dan hambatan.Salah satu masalah yang diidentifikasi adalah jumlah anak yang terlalu sedikit dengan usia bervariasi.Sewajarnya pembagian kelas harus dilakukan berdasarkan kelompok umur sesuai dengan kurikulum sekolah minggu karena kemampuan berfikir dari setiap kelompok umur tentunya berbeda maka seharusnya metode mengajarnya juga harus dibedakan.Namun karena kendala jumlah anak dan guru sekolah minggu yang terlalu sedikit,pembagian kelas berdasarkan pedoman normal sangat tidak mungkin untuk dilakukan sehingga tidak bisa menggunakan kurikulum sekolah minggu yang sudah di ramncang dengan tiga pengelompokan. kemampuan atau kompetensi guru sekolah minggu dalam mengajar juga masih kurang.Hal ini berakibat pada materi pemblajaran masih yang tidak  efektif di terima oleh anak sekolah minggu.Memang benar diakui8 bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang guru sekolah minggu,seseorang harus memiliki berbagai kompetensi yang menunjang dalam pelaksanaan tugasnya.Motivasi yang benar di hadapan Tuhan lah yang membuat guru sekolah minggu giat dalam pelayanan.Pemahaman bahwa anak anak adalah aset gereja di masa depan dan teladan hidup Tuhan Yesus-lah yang mendasari seorang guru dalam melakukan pekerjaan pelayanan di sekolah minggu.

Upaya Mengatasi Masalah Dan Kendala Dalam Pelayanan Sekolah Minggu

           Untuk mengatasi masalah dan kendala dalam pelayanan sekolah minggu di GKPPD Sumbul,pihak gereja hendaknya mulai lebih memperhatikan dengan baik kondisi sekolah minggu.Pelayanan sekolah minggu tidak boleh dipandang sebelah mata.Gereja perlu mengadakan program khusus untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru sekolah minggu misalnya dengan membuat pelatihan khusus untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah minggu dalam mengajar.Guru sekolah minggu juga hendaknya mengevaluasi diri dan memperhatikan bagaimana pelayanannya di sekolah minggu selama ini,serta dapat memotivasi diri untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik  untuhk Tuhan,karena guru sekolah minggu lah yang menjadi teladan di mata anak anak.Seorang guru sekolah minggu harus dapat menjadi teladan yang baik,mengingat anak anak berada dalam masa dimana mereka belajar banyak dari sosok guru sekolah minggu.

Implementasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pendidikan Sekolah Minggu di Gkppd Sumbul

            Teori behavioristik adalah teori belajar yang mengutamakan stimulus dan respon sehingga pembelajaran behavioristik sering juga disebut pembelajaran stimulus dan respon.Teori behaviorstik mengakui pentingnya masukan yang berupa stimulus dan stimulus itu harus di balas dengan respon .Teori behavioristik dalam pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk tingkah laku yang yang menjadi tujuan utamanya.Teori behavioristik ini memandang belajar itu merupakan perubahan tingkah laku.artinya seseorang tidak dapat dianggap belajar apabila ia tidak menunjukkan perubahan tingkah laku.Teori behavioristik sangat mengutamakan hasil belajar yaitu dengan melihat bagaimana perubahan tingkah laku yang tampak dalam diri seorang individu.Secara umum,teori belajar behavioristik dapat di defenisikan sebagai teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.

            Teori  belajar behavioristik telah diterapkan dalam pendidikan sekolah minggu di gereja Gkppd Sumbul sejak terbentuknya gereja tersebut.Dalam proses pengajaran,para guru sekolah minggu di gereja Gkppd Sumbul selalu memberikan stimulus berupa materi pembelajaran misalnya cerita Alkitab.Lalu untuk memperoleh respon dari stimulus yang telah diberikan tersebut,guru biasanya melontarkan pertanyaan berhubungan dengan materi yang telah di jelaskan.Pemberian pertanyaan ini juga untuk melihat bagaimana hasil  dari stimulus yang telah diberikan.Jika respon atau jawabannya baik,berarti tujuan belajar itu sudah terwujud,jika belum maka guru sekolah minggu kembali memmeberikan stimulus tersebut dan melakukan evaluasi sampai respon dari anak anak benar benar baik dan tujuan pengajaran tercapai.Bentuk penerapan teori behavioristik dalam sekolah minggu di Gereja GKPPD Sumbul ini juga dapat kita lihat dari metode mengajarnya yaitu metode bercerita,metode tanya jawab,metode audio visual,dan metode musik atau irama.Metode bercerita dan metode tanya jawab sering berjalan seiringan yaitu guru membreriksn materi berupa cerita dan membuat pertanyaan untuk memperoleh jawaban dari anak anak sehingga terjadi proses tanya jawab.Dalam metode audio visual,stimulus yang di berikan guru berupa video yang mempunyai makna tersendiri dan di harapkan anak anak dapat memberikan respon dengan menceritakan dengan bahasa sendiri secara singkat cerita yang sudah di tampilkan dan menyimpulkan makna dari cerita tersebut lalu mengimplementasikan nya di dalam kehidupannya sehari hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun