Mohon tunggu...
wahyu 'wepe' pramudya
wahyu 'wepe' pramudya Mohon Tunggu... -

full time sinner, full time pastor, full time husband and father. unresolved mystery about grace. Kontak di bejanaretak at gmail dot com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Mereka Benyanyi Dihadapan Eksekusi Mati?

30 April 2015   10:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 4100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430363018885939994

Silakan menyimak bait pertama dari lagu Amazing Grace

Amazing Grace, how sweet the sound,
That saved a wretch like me.
I once was lost but now am found,
Was blind, but now I see

Terjemahan bebas tanpa memperhitungkan notasi adalah :  Kasih karunia yang menakjubkan.  Betapa Indah terdengarnya.  (Kasih Karunia) yang menyelamatkan orang jahat seperti saya.  Saya pernah terhilang, namun kini ditemukan.  Buta, namun kini melihat.

Mengapa mereka bernyanyi Amazing Grace di hadapan eksekusi mati?  Barangkali lewat lagu ini mereka ingin mengungkapkan kesadaran akan kelamnya perjalanan hidup, sekaligus cerahnya kasih dan pengampunan Tuhan.  Di hadapan hukum mereka dinyatakan bersalah.  Eksekusi mati adalah ganjaran yang bagi sebagian orang dianggap adil atas kesalahan tersebut.  Hanya di hadapan Tuhan, mereka dapat memohon bukan keadilan, tetapi pengampuan-Nya.  Barangkali itulah alasan mengapa mereka bernyanyi Amazing Grace : ketika pengampunan itu tak mereka dapatkan dari manusia,  satu-satunya harapan mereka adalah Sang Pencipta Kehidupan.

Mengapa mereka bernyanyi Amazing Grace di hadapan eksekusi mati?  Barangkali mereka sedang merayakan pengampunan Tuhan, Sang Pencipta  kehidupan, di tengah hukuman mati yang diputuskan oleh sesama manusia.

Para terpidana mati itu bukanlah pahlawan.  Mereka telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan.  Mereka telah ikut berkontribusi merusak kehidupan orang-orang lain.  Mereka adalah penjahat.  Sama seperti penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Seorang penjahat yang menyadari kesalahannya menegur rekannya,” Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."  Kemudian, ia menatap Yesus dan memohon, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Kepada penjahat yang mengakui kesalahannya ini, Yesus menjawab,” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Amazing grace.  How sweet the sounds.

*)  Wahyu ‘wepe’ Pramudya adalah pendeta GKI Ngagel Surabaya.  Proyek pelayanan terakhirnya adalah Renungan Harian Amsal Hari ini yang dapat diunduh gratis di http://bit.ly/1I9GWn5 (Android) dan di http://apple.co/1HhtMUU (iOS).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun