I. NYANYIAN MALAM
Malam.......
Terus beranjak menjauh
berpacu dengan waktu
walau malam kian larut
hati tiada surut......
Dalam dimensi waktu
tanpa wajah dan suara
hanya jemari yang menari dengan lincah
merangkai kata demi kata
terkirim lewat kecanggihan dunia
melepas hasrat yang menggelora.....
Waktu kian bergulir
perlahan berganti hari
namun jemariku masih menari
seiring dentingan hati
yang kian penuh melodi
menggoda hati yang sedang lirih
ternyata malam tak selamanya sepi....
Malam yang larut
jemput aku dalam pelukmu
dekap aku dalam rindu
di peraduan hati yang syahdu
kutunggu engkau dalam mimpiku...
(Minas, 11 Nov 2010)
II. ISYARAT HATI
Dalam diam
kucoba terawangi langit hati
warnanya kini mulai membiru
tak lagi kelabu
Dalam diam
kuselami sanubari hati
masihkah ada ruang rindu
untukmu berlabuh
Dalam diamku
kau masih terus menunggu
Walau tahu hadirmu
antara ada dan tiada bagiku
Masih diamku,
lebih seminggu telah berlalu
langit memang telah membiru
namun bougenville belum saatnya tumbuh
setelah sekian lama layu
berguguran satu persatu
bilakah masanya itu......
aku tak tahu
(Minas, 10 Nov 2010)
III. ELEGI JIWA
Cintamu penuh duri
selalu menusuk hati
aku terluka dan berdarah lagi
tersiksa dalam perih.....
Air mata ini habis sudah
tak sanggup menangis lagi
hati ini penuh luka
tak mungkin bisa terobati
bibir ini kering sudah
tak mampu berkata lagi....
Jiwa merintih....
aku merana dalam sedih
adakah kau mengerti
(Minas, 8 November 2010)
IV. PUDAR
Senyummu…
tak lagi seindah pelangi
suaramu..
tak lagi menggetarkan hati
wajahmu…
tiada lagi seindah mentari
Cinta ini pudar sudah
entah kapan bersinar lagi
coba kau tanya hati
mengapa aku begini
(Minas, 8 November 2010)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H