Jangan cari pasangan yang mengekspresikan rasa marah dengan kekerasan. Khawatirnya itu adalah tabiat yang tak akan mudah hilang begitu saja.Â
Jika ia punya masa lalu yang buruk, maka mintalah ia sembuhkan dulu semua luka trauma masa lalu. Jangan sampai kelak luka itu ia lampiaskan pada pasangan hidupnya.Â
Ingat, menikah itu untuk membangun rumah tangga, bukan malah membangun pusat rehabilitasi. Jangan sampai energimu terkuras untuk mengubah tabiat buruk seseorang. Padahal energi yang ada harusnya bisa disalurkan ke prioritas lain. Jangan karena pasangan memiliki jiwa yang bermasalah, kita pun jadi harus menguras energi yang kita punya. Sudah pasti itu akan sangat melelahkan.Â
Jangan ambil resiko untuk mengubah seseorang. Ingat, mengubah tabiat seseorang itu tidak akan mudah. Jadi jika pasanganmu ingin berubah, maka biarkan perubahan itu ia lakukan sebelum menikah, bukan malah setelah menikah. Intinya kita tak usah sok jadi pahlawan deh. Oh ya, silakan mampir ke blogku karena disitu aku juga membahas hal-hal penting dalam memilih pasangan.Â
Kalau Sudah Terlanjur?Â
Kalau ternyata sudah terlanjur maka coba amati sikapnya. Apakah ada perubahan ataukah lebih parah? Pasti kita bisa menilai jika pasangan kita memang berniat untuk berubah atau tidak.Â
Minta bantuan pada profesional jika dirasa tak ada perubahan. Support dan dukung dia dengan tulus dan kasih sayang.Â
Namun jika segenap usaha dilakukan dan pasangan malah makin melampaui batas, yuk jangan didiamkan. Kamu harus minta bantuan pada orang lain. Entah ke keluarga terdekat atau pihak berwenang.Â
Jangan ditutup-tutupi jika dirasa pasanganmu bisa membahayakan jiwamu. Jangan sampai peristiwa Ibu-ibu meninggal dianiaya pasangan malah makin bertambah. Kamu punya hak untuk hidup dan kamu punya hak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.Â
Jika kamu kesulitan mencari pihak yang bisa membantu dalam masalah KDRT, kamu bisa juga menghubungi beberapa pihak berikut ini: