Ini cerita tentang kami, ya kami. Tim hebat yang sukses menyelenggarakan DDGCQ 2 MN (Diklat Daring Google Classroom dan Quizizz 2 Matematika Nusantara) secara gratis yang dilaksanakan dari tanggal 30 Maret s.d 5 April 2020, sebagai bakti Matematika Nusantara (MN) untuk Negeri terkait kebijakan pemerintah kepada guru untuk mengajar dari rumah atau Teaching From Home (TFH) untuk pencegahan penyebaran dan penularan COVID-19.
Diklat yang diiikuti oleh ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia dan meliputi berbagai kalangan dari Guru, Kepala Sekolah, Mahasiwa, Dosen, dan Pemerhati lainnya, dari berbagai mata pelajaran, tidak hanya matematika saja. Tim hebat itu orang-orang di MN yaitu Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Pengurus, Tim Webex, Tim Data, Panitia, Mentor dan Wali Kelas (Walas) yang bekerja keras demi suksesnya DDGCQ2 MN.
Tim hebat kumpulan master-master IT, Coding, Latex, Geogebra, Pemprograman, Telegram, dan lainnya yang dijemput secara daring dari Aceh, Lampung, Palembang, Pulau Jawa, Ternate, Singosari, Sulawesi dan Pulau Kalimantan yang merupakan guru SMP, SMA, dan SMK dibawah naungan Kementerian Pendidikan. Alhamdulillah, bisa menjadi satu-satunya guru dari Kementerian Agama yang ikut andil dalam tim hebat itu. Sebagai Wakil Sekretaris Jenderal MN, pada diklat ini saya menjadi panitia pembuat aula dan kelas kecil di Telegram, memastikan petugas pleno ada setiap sesinya, menjadi mentor Quizizz juga resepsionis DDGCQ 2 MN.
Semua berawal dari ide Ketua Umum atau Pak Pres MN yang sering kami sebut PCM di obrolan dapur MN di Telegram tentang aksi MN untuk negeri maka dicetuskan keinginan mengadakan diklat daring lagi mengakomodir situasi pembelajaran kelas nyata yang tidak memungkinkan. Kala Pak Pres MN bersabda, maka kami jajaran pengurus segera bergerak merencanakan dan menyiapkan semua serba instan. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 26 Maret 2020 oleh SekJend MN yang kami panggil dengan sebutan Pak Duren.
Mulailah tim dapur, pengurus pusat , pengurus daerah juga MN lovers bergerak membagikan link pendaftaran di media-media sosial yang mereka punya. Di saat situasi yang mewajibkan guru dan siswa di rumah, maka diklat daring gratis ini mendapat sambutan yang sangat hangat dan dibanjiri oleh ribuan peserta.
Jujur, kami tidak menyangka peserta akan sebanyak itu. Meskipun Matematika Nusantara (MN) sering mengadakan diklat daring, namun dengan peserta yang jumlahnya ribuan, kami tentu harus bekerja habis-habisan. Awalnya prediksi kami, peserta hanya dalam hitungan ratusan bukanlah ribuan. Tapi prediksi itu meleset, hari pertama dibuka pendaftaran, peserta sudah membludak.
Hari kedua pendaftaran, peserta sudah menembus angka ribuan. Hal yang sungguh membuat kami terpana. Mulailah perekrutan Mentor dan Wali kelas kami lakukan, karena tim dapur dan pengurus MN pasti kewalahan menghadapi peserta yang banyak. Ada mentor yang awalnya mendaftar jadi peserta, kami tarik ikut duduk dan meracik menu di dapur panitia, ada yang awalnya asyik dengan kebunnya dijadikan Wali kelas dan lupakan sejenak hasil kebunnya. Ada rayuan maut, lobby-lobby, dan jemput bola.
Di balik itu, ada kriteria yang kami terapkan untuk merekrut semuanya untuk mau bekerja keras. Ya kerja keras untuk semuanya, mau untuk belajar, berbagi, memotivasi dan menginspirasi sesuai motto MN yaitu B2M2. Mau melayani tanya jawab peserta, mau dijapri peserta siang malam, karena pembelajaran daring / online tidak berbatas waktu. Walaupun jadwal dan silabus dibagikan, tapi kenyataannya di saat diklat berlangsung diskusi tak berbatas waktu.
Hari ketiga pendaftaran kami sempat ragu dan memutuskan untuk menutup pendaftaran. Tapi “Sekali melangkah, pantang kita mundur” kata PCM. Sehingga pendaftaran terus kami buka selama 4 hari sesuai flyer yang sudah kami bagikan.
Grup telegram (TG) diklat yang kami sebut aula pun dibuat dan diupgrade menjadi supergrup agar mampu menampung ribuan peserta. Tim hebat bahu membahu menjebloskan peserta yang sudah mendaftar untuk masuk aula TG. Peserta ditambahkan, dikasih link untuk duduk manis di aula menunggu pendaftaran ditutup dan semua peserta masuk aula. Hari keempat pendaftaran ditutup siang hari, agar ada waktu tim data Pak Emka sebutan beliau untuk memilah data yang masuk.
Ada peserta yang bahkan sampai delapan kali mendaftar dan memberi respon di link pendaftaran. Contact person yang kami sebut resepsionis dimana saya dan Bu Dyah bertugas selalu dibanjiri sms, chatt Wa, telepon dan japrian telegram dari banyak orang yang intinya ingin mengetahui tentang diklat daring MN serta segala persyaratannya. Yang penting ada kemauan dan tentunya ada kuota.