Mohon tunggu...
Wenni Meliana
Wenni Meliana Mohon Tunggu... Guru - Aku Seorang Guru, Ibu dari 3 orang putera

Guru Matematika MAN 1 Banjarmasin, Wakil Sekretaris Jendral Matematika Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Singkat Bijak dengan Teknologi di Masa Covid-19

7 Mei 2020   14:20 Diperbarui: 7 Mei 2020   14:16 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tidak ditujukan untuk memojokkan ataupun merendahkan siapapun, ini tulisan dibuat di saat Pandemi Covid-19. Semoga wabah virus ini cepat berlalu, sehingga kehidupan kita semua bisa normal seperti sebelumnya.

*TEKNOLOGI*

Teknologi itu tergantung kita sendiri menyikapinya. Apakah dipandang sebagai hal yang membantu, memudahkan atau bahkan dianggap menyebalkan.
Yang jelas, kita tak bisa lepas dari teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada HP jadul yang bisa digunakan untuk komunikasi. Kalaupun masih juga tidak memilikinya, mungkin itu adalah kebahagiaan seseorang yang tak perlu kita caci. Setiap orang pasti punya pemikiran yang berbeda.

Dunia semakin berkembang, demikian halnya dengan pendidikan. Dalam situasi Pandemi Covid-19, kebijakan pendidikan tentu sangat memperhatikan kesehatan seluruh siswa, guru, kepala sekolah dan warga sekolah. Pembelajaran daring dengan belajar dari rumah sebagai kebijakan yang digulirkan Mas Menteri, mau tidak mau membuat semua warga sekolah terutama guru berbenah. Dari yang tidak kenal IT, berusaha untuk belajar minimal dengan HP yang dipunya. Yang sudah memahami maka berusaha mengajak, mengajari, dan memberikan suport kepada yang lainnya.

Banyak tutorial pembelajaran bertebaran di media sosial, youtube dan lainnya mulai pembelajaran daring dengan menggunakan LMS segala versi, telegram, hingga via Whatsapp yang dianggap sederhana bagi sebagian orang. Sehingga tak ada alasan bagi guru dan siswa untuk tidak mencoba dan memulainya. Diharapkan, tak akan ada lagi cibiran guru hanya memakan gaji buta karena tak ada kegiatan tatap muka, tak akan terdengar lagi banyak kualitas guru yang sangat rendah. Sedih bila mengingat hal itu.

Akan sangat aneh bila masih ada guru yang tak mau keluar dari zona nyamannya. Yang terpaku pada alasan yang kadang terlihat dibuat-buat. Apalagi seperti ini "Toh, gaji sudah masuk otomatis juga, tetap dibayar juga koq tunjangan guru, ngapain repot ke siswa. Biar mereka menikmati liburnya". Semoga tidak ada guru yang seperti itu. Semua pasti dipertanggungjawabkan termasuk gaji yang kita terima setiap bulan, yang kita gunakan untuk menafkahi keluarga, untuk keperluan rumah tangga. Yakinlah, semua yang kita lakukan di dunia akan dihisab.
Guru-guru kita rata-rata pingin terus maju dan berkembang. Buktinya webinar (seminar online diburu oleh banyak orang), diklat online laku keras baik yang berbayar apalagi gratisan, grup medsos ramai membahas trik dan tips pembelajaran daring, saling diskusi dan komunikasi di dunia maya berjalan 1x24 jam.

Tanpa memandang remeh mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah. Yang untuk makan saja mereka tak tahu apa yang harus dimakan bagi keluarganya, sehingga jangankan beli kuota, HP saja tidak punya, jadi makan setiap hari saja belum ada gambaran. Sekali lagi, saya tidak meremehkan hal itu.

Situasi pandemi Covid-19 tak semua orang menghendakinya, semua terasa begitu sulit. Tapi sesungguhnya sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan. Allah SWT akan bersama orang-orang yang sabar, mau berusaha dan terus berdoa.

Saya hanya ingin membuka mata dan pikiran semua orang terutama guru, dan mengajak yang lainnya, jangan sampai siswa yang lainnya kita abaikan. Kira harus ingat tugas yang diemban seorang guru, walau situasi tak memungkinkan dengan bersua. Beberapa siswa sudah punya HP, ada kuota, dan mereka bahkan lebih mengerti dari guru itu sendiri.
Pembelajaran di rumah memang bukan untuk menuntaskan materi, bukan sekedar memberi tugas yang banyak sehingga siswa dan ortu jadi stress. Kami yakin, bukan itu yang kita kehendaki. Disinilah peran serta guru sangat penting dan dominan.

Teknologi pasti tak mampu menggantikan peran seorang guru, kita pasti tak membantah hal ini. Tapi setidaknya lagi-lagi teknologi sangat diperlukan sebagai penghubung utama saat PSBB diberlakukan dibeberapa daerah, solusi utama pembelajaran daring dari rumah.

Beberapa hal bisa tergantikan dengan teknologi. Penilaian ataupun ujian online, pengumuman kelulusan daring, SKL otomatis dikirim, kegiatan PPDB online, Acara kelulusan siswa online, bahkan beberapa kampus melalukan wisuda juga secara online.
Kembali ke diri kita sendiri, mau tidaknya menerima teknologi dengan ikhlas, mau tidaknya menggantikan beberapa peran dengan teknologi. Jangan-jangan teknologi dianggap hal yang membuat berkurangnya penghasilan, kehilangan job sebagai petugas Ujian, PPDB, dan hal lainnya.

Mari kita berpikir secara jernih, membuka wawasan dengan versi banyak orang. Bukan versi diri sendiri, bukan sekedar ingin menambah pundi-pundi penghasilan sendiri. Karena rezeki tak mungkin tertukar. Karena kita tak pernah tahu kapan kita akan dijemput Yang Maha Kuasa.
Teruslah berusaha menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain terutama bagi orang-orang di sekitar kita. Teruslah belajar, berusaha dan mengembangkan segala potensi yang ada pada kita. Karena kelak, saat kita sudah dipanggil keharibaanNya, seiring waktu kita pasti akan dilupakan. Tapi setidaknya kita telah meninggalkan jejak kenangan manis yang nanti akan terlalu manis untuk dilupakan bagi siapa saja yang pernah kenal dengan kita

#CatatanPandemiCovid19
#BersamaKitaBisa
#RefleksiDiri
#SalamB2M2
#SelamatSiangBanjarmasin
#WenniForever

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun