Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Diamanatkan Mimpi

10 Oktober 2024   12:21 Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah kantung menggantung turun
Crik, crik, bunyinya gestur
Adakah yang dikabarkan pejam
mendarat selamat ini malam?

Sekeping demi sekeping mimpi
Dalam kilau emasnya
Mengetuk-ketuk pemilik alamat
Benar si dia ini, pengantar menandai

Buat permohonannya sekian
Biar tuntas dahulu percakapan
Sambil dia memejam senyuman
Sambil sistem luhur berjalan

Baca juga: Duduk Berbincang

Pagi telah membangunkan alarm pertama
Kokok penanda di samping rumahnya
Telah diterima dua belas rincian
Pada malam yang tenang

Jogja, 10 Oktober 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Layak Dijalani

Baca juga: Mendapat Bayaran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun