Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Busur, Anak Panah dan Derita Olahraga

20 Juli 2024   07:30 Diperbarui: 20 Juli 2024   07:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi busur panah. (Sumber gambar: Wening Yuniasri)


Merentang busur adalah penderitaan
Bagi bahu lemah
Bagi punggung bungkuk, bagi postur buruk
Sebagian lagi bagi kantong lapuk
 
Namun tidak bagi yang lain
 
Penderitaan mengolah raga
Topeng, ilusi bagi jiwa manja
Nikmatilah, hayatilah derita
Aku memaksa diriku jua
 
Anak panahku, finger tab-ku, arm guard-ku
Berpura-puralah tegap selalu
Menarik lebih banyak berkah waktu
Semakin tebal kantongku

Jogja, 20 Juli 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Dari Bangku Tribun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun