Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menambal Selimut Sunyi

24 Juni 2024   11:33 Diperbarui: 24 Juni 2024   11:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kubiarkan sunyi menjadi selimut

Kelebat ingatan memburu

Jarum dan benang melekatkanmu

Pada seprai waktu

 

Angin dari jendela tinggi menyusup

Leluasa uap rindu, imajinasi palsu

Terjebak, detik menjelma ilusi

Terhadap pikirku; manifestasi

  

Di luar, purnama sempurna meremang aura

Pendar-pendar tulus dari ketiadaan pamrih

Mangkukku telah penuh cahaya

Langit tetap ingin menyepi

  

Padaku adalah bayangmu meronta mengelak

Menolak sebab yang menjadikan akibat

Segala cerita malam-malam sebelumnya

Tanda yang nyata; kita sama-sama mengetahui, sama-sama merasa

 

Jogja, 24 Juni 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun