Mohon tunggu...
Wening Wijiati
Wening Wijiati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis bloger dan puisi

Tulisan pena dalam bentuk literasi sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alur dalam Skenario

16 Oktober 2022   18:21 Diperbarui: 16 Oktober 2022   18:26 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur dalam skenario

Menulis adalah cara mengabadikan dan mengungkanpkan  pikiran dalam sebuah memori kehidupan dalam alur skenario yang tlah Allah tulis didalam perjalanan manusia.

Bagiku hanya sebuah kata yang mampu menerjemahkan sebuah rasa. Sejatiku hanya pena dan sebuah kertas yang mau menjadi tman setiatanpa berkeluh kesah.

 Satu dekade aku mengingat sebuah perpisahan dan salama itu pula aku mrnyimpsn katamu dalam sepoting kata mu dan sebuah kenangan. Barangkali perpisahan memang seluka itu_membekaaskan ragu didalam dada.  Menyelimutinya dengan sajak sesal dan sepi.  Dihadapanmu, aku ingin menjadi ytyakin bahwa harapan ialah  satu-satunya jalan dar kegelapan
   
Ku biarkan harapanku terus meningkat sekali busuk sekalipun. Ku biarkan masalalu pergi jauh sementara angin slalu meniupnya kembali kepadaku
 
 Ada saatnya  aku begitu lumpuh ; melihat diri terjatuh disepanjang jalan hujan. Ada saatnya saya memiliki semua kekukatan : mengembalikan diri saya sepotong demi sepotong.
 
  Hari-hari  tak akan pernah sama. Jadi aku berdoa agar aku bisa pergi melampaui batas langit menatap bintang-bintang yang paling dekat dengan matamu,.  Aku bberoda,azab tak pernah datang agar aku bisa berlari cepat untuk menemukan "keajaiban " yang lain dalam hidupku

   Aku memandangu bahu kasur sembari merekatkkan selimut kembali. Hujan  yang menderas mengingatkanku padamu kembali.
   Perasaan memang slalu misteri. Perihal mencintaimu yang sesak ini. Perihal kembali membuka hati  yang serumit ini. Cinta itu sederhana. Aku bersyukur karena sebelumnya aku mencintaimu, karena Allah izinkan.
 
  Mungkin aku adalah dedaduan yang gugur dari reranting hatimu. Satu dari sekian perempuan yang pernah tumbuh disana,lantas jatuh saat kau taklagi mengizinkanku ada.  Aku gugur disaat aku membutuhkanmu. Saat rsanya semsta mulai pudar,  dan kepergianmu hanya akan meruntuhkannya
   
Aku terjebak dalam dua hal yang kepertanyakan  : aku yang teka gugur ataukau yang memaksaku terjatuh dlam pwlukan bumi.? Setelah sekian lama nya kita bersama menautkan rasa dalam kata-kata,udara dan senja, rasanya semestaku semakin  lengkap saja.  Dan tanpamu hanya akan menjadir reruntuhan sejarah.
   
Selamanya, aku hanyalah menjadi dedaduan yang akan berdiam diri. Sampai terinjak-injak  dan mengering  sampai aku membuka mata, dan kutemukan ketika malam datang  
   Mungkin sesekali,aku terus berdiri. Sekalipun harus gugur kembali, seidaknya aku bisa mencari tahu bagaimana menompang hidup seorang diri.
 
"  Cinta takkan mengenal rindu"

Karya wening w
 

                                         Segorepena wening

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun