Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Kenalan Yuk dengan Si Loreng Aedes

1 Februari 2018   11:47 Diperbarui: 1 Februari 2018   14:09 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyamuk loreng atau biasa kita kenal dengan Aedes sering kita temui dimanapun kita berada, baik di dalam maupun di luar rumah; di desa maupun di kota. Si loreng ini terkenal dengan sebutan nyamuk demam berdarah. Benarkah demikian? Untuk lebih jelasnya, mari kita belajar tentang nyamuk loreng yang sangat terkenal ini.

Klasifikasi Ilmiah Aedes

Nyamuk loreng ini sebenarnya memiliki nama ilmiah Aedes. Nama ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti "tidak menyenangkan", karena keberadaan nyamuk ini tidak menyenangkan manusia di sekitarnya. Aedes masuk dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Diptera,famili Culicidae dan genus Aedes1. Spesies nyamuk Aedes ini sangat banyak jumlahnya, tapi yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Siklus Hidup Aedes

Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna karena tergolong dalam kelas Insecta. Ada empat stadium yang harus dilalui dalam proses metamorfosis ini, yakni : stadium telur, larva, pupa dan dewasa2.

Stadium Telur

Sel telur nyamuk betina dibuahi oleh spermatozoa nyamuk jantan sehingga menghasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi telur nyamuk. Telur nyamuk yang masih baru berwarna putih, namun setelah dua jam berubah berwarna hitam, diletakkan di permukaan air yang jernih2,3. Telur nyamuk akan menetas menjadi larva jika berada di dalam air, jika tidak berada di dalam air telur nyamuk bisa bertahan sampai berbulan-bulan4. Dari telur berubah menjadi larva membutuhkan waktu sekitar 2 sampai dengan 7 hari sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada5. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa bertelur sebanyak 5 kali, dengan jumlah rata-rata 100 -- 200 butir telur setiap kali bertelur5.

Gambar 1 Telur Nyamuk Aedes4

Nyamuk Aedesseringnya meletakkan telurnya pada tunggul pohon, lubang pohon, ketiak daun di hutan, pada wadah buatan di lingkungan perkotaan, di tempat-tempat air bersih, genangan-genangan air yang tidak kontak langsung dengan tanah seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan pot, tatakan kulkas, talang, tangki air, ketiak daun, lubang pohon, tumpukan ban bahkan pada sumur gali3,6.

Stadium Larva

Setelah menetas, telur berubah menjadi larva yang dikenal dengan sebutan jentik. Jentik ini tumbuh dan berkembang di permukaan air yang jernih selama minimal 5 hari hingga berubah menjadi pupa2,4. Larva memakan mikroba dan jasad renik yang ada di air untuk pertumbuhan dan perkembangannya, seperti alga flagelata, ciliata, zooplankton, fitoplankton dan organisme-organisme kecil lainnya3,5.

pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
Gambar 2 Larva Nyamuk Aedes4

Stadium Pupa

Pupa merupakan tahapan akhir nyamuk hidup di permukaan air. Pupa ini dalam keadaan yang tidak aktif, namun masih menyerap oksigen melalui corong nafas yang ada di bagian atas pupa. Pupa mula-mula berwarna putih kemudian menjadi coklat dan sebelum menjadi dewasa berubah menjadi warna hitam3. Proses metamorfosis ini berlangsung selama sekitar 2 -- 3 hari5. Pada tahapan ini pupa membentuk sayap-sayap halus yang akan digunakan untuk terbang2.

pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
Gambar 3 Pupa Nyamuk Aedes4

Stadium Nyamuk Dewasa

Nyamuk dewasa yang baru menetas akan terbang meninggalkan permukaan air yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Biasanya nyamuk jantan akan lebih dahulu keluar dari pupa dibandingkan dengan nyamuk betina. Setelah berumur satu hari nyamuk jantan siap untuk kawin dengan nyamuk betina. Ukuran nyamuk jantan lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk betina. Nyamuk jantan dan betina menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk kebutuhan energinya, sedangkan untuk mematangkan telurnya nyamuk betina menghisap darah mangsanya7.

pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
Gambar 4 Pupa Menetas Menjadi Nyamuk4

Setelah kawin, nyamuk betina akan menghisap darah mangsanya untuk pertumbuhan telurnya kemudian beristirahat di tempat yang lembab dan kurang terang, pada baju yang digantung, tirai atau kelambu, sedangkan di luar rumah seperti pada tanaman yang terlindung dari sinar matahari secara langsung. Nyamuk Aedesmemiliki aktifitas menggigit tidak hanya pada siang hari tetapi juga pada malam hari8.

Nyamuk betina dewasa sangat suka menggigit manusia karena dia senang hidup di sekitar manusia. Secara rata-rata siklus hidup nyamuk Aedes mulai dari telur sampai menjadi dewasa adalah sekitar 8-10 hari4. Nyamuk dewasa dapat bertahan hidup di alam berkisar selama 1 -- 2 bulan7.

pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
pinsdaddy.com/aedes-mosquito-larvae
Gambar 5 Nyamuk Aedes Betina sedang Menghisap Darah4

Penyakit yang ditularkan Aedes

Ada banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini ditularkan melalui tusukan nyamuk dalam mencari darah mangsanya. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Chikungunya, Demam dan Demam Berdarah Dengue, Filariasis Limfatik, Demam Rift Valley, Demam Kuning dan Zika9.

Daftar Pustaka

1.           NN. Aedes [Internet]. wikipedia. 2018 [cited 2018 Jan 29]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Aedes

2.           Negara KP. Metamorfosis Nyamuk: Urutan Proses, Tahapan, dan Gambarnya [Internet]. ebiologi. 2018 [cited 2018 Jan 29]. Available from: http://www.ebiologi.net/2016/10/metamorfosis-nyamuk-urutan-proses.html

3.           Novelani BA. Studi Habitat Dan Perilaku Menggigit Nyamuk Aedes Serta Kaitannya Dengan Kasus Demam Berdarah Di Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur. Institut Pertanian Bogor; 2007.

4.           CDCP C for DC and P. Dengue: Mosquito life cycle. Dengue [Internet]. 2012; Available from: http://www.cdc.gov/dengue/resources/factSheets/MosquitoLifecycleFINAL.pdf%5Cnhttp://www.cdc.gov/Dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html

5.           NN. Life Cycle of Aedes aegypti [Internet]. denguevirusnet. 2018 [cited 2018 Jan 30]. Available from: http://www.denguevirusnet.com/life-cycle-of-aedes-aegypti.html

6.           Gionar YR, Rusmiarto S, Susapto D, Elyazar IRF, Bangs MJ. Sumur Sebagai Habitat yang Penting untuk Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti L. Bul Penelit Kesehat. 2001;29(1):22--31.

7.           Supartha IW. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae). In: Seminar Dies Universitas Udayanan [Internet]. 2008. p. 1--18. Available from: http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/makalah-supartha-baru.pdf

8.           Hadi UK, Soviana S, Gunandini DD. Aktivitas nokturnal vektor demam berdarah dengue di beberapa daerah di Indonesia. J Entomol Indones [Internet]. 2012;9(1):1--6. Available from: http://pei-pusat.org/jurnal/index.php/jei/article/view/73

9.           World Health Organization. Vector-borne disease [Internet]. World Health Organization. 2016. p. 1. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs387/en/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun