Mohon tunggu...
wenny kurniawan
wenny kurniawan Mohon Tunggu... -

doctor/love traveling, reading, dogs/eager to learn anything new/passionate about life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menapak Tilas Sejarah Indonesia Tahun 60-an

14 Desember 2014   06:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:21 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian lain yang masih berada di dalam kompleks sumur maut adalah bangunan rumah-rumah yang di dalamnya ditaruh patung seukuran badan manusia, seperti diorama langsung di TKP. Rumah yang paling mencolok adalah rumah interogasi, di mana di dalam rumah itu duduk berjejer para jendral besar AD, ada yang dalam keadaan terluka, sedang diinterogasi oleh penjemputnya. Selain itu yang menambah aura seram adalah dipasangnya radio rekaman interogasi tersebut. Saya tidak tahan berada lama-lama di tempat itu, namun ini adalah sedikit gambaran diorama besar tersebut :

14184863991412832680
14184863991412832680
Akhir kata dari perjalanan saya, saya cuma mau menyampaikan bahwa ada baiknya sesekali kita merefresh pengetahuan sejarah kita supaya apa yang buruk jangan sampai terulang lagi. Tulisan ini pun ada di dinding salah satu museum berisi diorama. Museum ini bernama Museum Pancasila Sakti, yang tujuannya mengenang kesaktian Pancasila dalam menyelamatkan ideologi bangsa Indonesia yang saat itu hampir menjadi komunis. Tentu saja dalam keadaan politik yang panas seperti itu akan ada pihak yang merasa benar ataupun salah. Benar ataupun salah, tapi CARA menanganinya tentu harus bijaksana. Museum ini juga membuat saya sadar bahwa kita harus benar-benar pandai menjaga diri. Kekuasaan terhadap sesuatu dapat membuat orang sehebat apapun menjadi gelap mata, dan berakibat jatuhnya korban di pihak yang tidak tahu apa-apa. Saya tidak menuding jari ke salah satu pihak, namun yang namanya gelap mata dapat menimpa siapapun jadi apa yang sudah terjadi sebaiknya kita ambil hikmahnya, kita jaga diri kita, sehingga tidak merugikan orang lain. Dalam skala yang lebih besar : supaya Indonesia tidak perlu merasakan lagi seramnya suasana di tahun 60an tersebut. Terima kasih.

[caption id="attachment_382427" align="aligncenter" width="467" caption="Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan dan sejarahnya"]

1418486749262478832
1418486749262478832
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun