Postingan saya kali ini akan melanjutkan ulasan tentang solo traveling lanjutan ketika di Malaysia, karena ketika berada di negara ini saya mengunjungi 3 kota. Memakan waktu agak lama untuk melanjutkan ulasan ini dikarenakan untuk menulis membutuhkan konsentrasi hahaha..buat saya loh ya.. buka2 kembali data yang saya kumpulkan ketika bepergian =P
Kota berikutnya setelah saya meninggalkan Melaka adalah Kuala Lumpur. Saya sudah langsung membeli tiket bus untuk kembali ke KL ketika tiba di Melaka. Untuk kembali ke KL saya memilih bus City Express, belinya di Melaka Sentral, harganya 13.4 RM dengan waktu tempuh juga sekitar 2 jam. Saya memilih bus ini karena akan berhenti langsung di terminal bus Pudu, di mana saya akan menginap di KL. Hotel saya adalah Pudu 99, yang sudah saya pesan dari Agoda. Lokasinya sangat strategis karena benar2 bersebelahan dengan terminal bus Pudu, tinggal jalan kaki saja.
Berhubung ketika tiba di kota KL waktu sudah menunjukkan PK 14.00 maka saya check-in dulu ke hotel. Saya sudah merancang itinerary untuk kota ini yaitu Dataran Merdeka, Twin Tower, dan makan malam di Jalan Alor. Memang hanya sedikit karena saya hanya 1 malam di kota ini, besoknya saya sudah akan berangkat ke Penang. Saya bertanya kepada resepsionis arah menuju Dataran Merdeka dari hotel, ternyata bisa dicapai dengan berjalan kaki saja. Baguslah, memang saya lebih suka jalan kaki =D
Untuk mencapai Dataran Merdeka dari hotel Pudu kita tinggal jalan kaki ke arah Stasiun LRT Masjid Jamek, kira-kira 10-15 menit jika berjalan santai. Apabila kita suda melihat Stasiun Masjid Jamek di sebelah kiri jalan maka di perempatan berikut kita tinggal menyebrang jalan dan belok kiri. Kompleks Dataran Merdeka sendiri sangat menarik karena bangunannya bergaya agak Eropa, kolonial namun masih terasa nuansa Malaysia. Mau tahu sebab? Karena di setiap gedungnya pasti ditempeli bendera kebangsaan Malaysia, dan tidak cuma 1!! Benderanya bisa ditempel di sekeliling gedung loh! Saya belum pernah menyaksikan negara yang begitu nasionalis seumur hidup saya.  Apalagi ketika saya berkunjung ke sana menjelang HUT negara ini (HUT Malaysia jatuh di tanggal 31  Agustus) sehingga Dataran Merdeka sedang dalam proses didandani agar menjadi cantik di tanggal 31 nanti. Kompleks ini juga merupakan pusat pemerintahan kota KL, banyak gedung2 pemerintahan di daerah ini, juga bangunan milik pemerintah seperti Public Library, Gedung Pos, dan 1 yang saya tak menduga berada di kompleks yang sama adalah KL City  Gallery.
[caption id="attachment_391440" align="aligncenter" width="467" caption="Sedang didandani supaya cantik jadi terlihat agak berantakan, tapi nanti akan saya posting dari angle yang cantik juga"][/caption]
[caption id="attachment_391442" align="aligncenter" width="467" caption="Ini dia dari angle yang cantik. Bisa dilihat di belakang saya gedung2nya ditempeli bendera kebangsaan, banyak sekali!"]
Saya akan sedikit bercerita tentang KL City Gallery. Yang pertama, penanda bahwa kita sudah berada di dekat gedung ini tentu saja icon gedung ini, balok2 huruf bertuliskan I love KL berwarna merah menyala di mana terdapat antrian panjang para turis (termasuk saya hahahaha) untuk berfoto di tempat ini! Antri agak lama plus membantu memfotokan 2 turis dari China, karena saya akan meminta merekan memotretkan saya (nasib solo traveler ya beginilah, saya ga main tongsis soalnya >.< ) akhirnya saya berhasil mengabadikan diri saya di depan bangunan iconic ini.
[caption id="attachment_391445" align="aligncenter" width="350" caption="Ini dia tulisannya.. mungkin ada yang sudah pernah melihatnya? Soalnya tulisan ini cukup terkenal sih"]
Kemudian saya memasuki gedung KL City Gallery yang berkonsep museum ini. Untuk masuk ke dalam tidak dipungut iuran masuk, banyak sekali turis yang masuk ke dalam. Saya jadi sempat berpikir coba museum di Indonesia bisa dikelola menjadi menarik sehingga turis mau berbondong-bondong masuk ya? Sejarah Indonesia kan juga tidak kalah kaya. Gedung ini ber-AC dengan 2 petugas di depan yang siap membantu turis yang ingin bertanya ini itu. Ada pilar-pilar yang menjelaskan sejarah berdirinya kota KL, kemudian bila kita naik ke lantai 2 maka kita dapat melihat perkembangan kota KL dari waktu ke waktu secara live. Jadi ada sebuah meja yang sangat besar yang di atasnya dibangun minatur kota KL dan di depannya akan ditayangkan secara audio visual penjelasan pembangunan kota ini, PLUS visi pemerintah ke depannya untuk pembangunan kota KL ke depannya. Penjelasan ini bagi saya lebi mengarah ke pertunjukan karena disertai dengan laser2 warna warni dan kembang api buatan dengan backsound lagu yang megah. Keren banget deh! Saya jadi tahu bahwa pemerintah cukup menitikberatkan pembangunan sistem transportasi di kota ini dengan dibangunnya monorail , LRT, sky  train, kereta antar kota, plus sekarang sedang dibangun MRT. Dan kesemuanya itu dibangun dalam tempo yang tidak terlalu lama loh! Belum lagi pemerintah akan menambah beberapa waduk. Bagus banget deh!
[caption id="attachment_391447" align="aligncenter" width="467" caption="Kurang lebih seperti ini pertunjukannya. Bagus banget!"]
Meninggalkan area Dataran Merdeka waktu sudah cukup sore. Saya berencana mau ke Twin Tower yang iconic dan merupakan tempat wajib foto untuk setiap turis =P , tapi kepinginnya sekitar jam 7 malam supaya lampu di tower itu sudah menyala. Dan rencana saya ke sana adalah dengan naik bus Hop On Hop  Off (HOHO bus) supaya gratis tis tis! Hihihi, maklum backpacker jadi bujetnya ngepas abiss. Untuk mencapai terminal bus HOHO terdekat saya harus ke daerah Pasar Seni. Kata resepsionis di KL City Gallery sih nggak jauh, bisa dengan jalan kaki, nanti tinggal naik jembatan penyebrangan dari Gedung Pos. Tapi nyatanya, saya agak tersasar di Gedung Posnya jadi muter-muter deh tanya sana sini dan cukup capek lohh karena terputar2 di sana!
Tiba di terminal bus HOHO, sudah banyak yang antri. Pengguna bus HOHO ini tidak hanya turis saja namun masyarakat setempat juga. Jadi pemerintah memang menyediakan bus ini untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Rutenya pun dibuat melewati daerah perkantoran dan pusat2 keramaian, ada petanya yang jalurnya ditandai dengan warna yang berbeda. Untuk pergi ke Twin Tower dari Pasar Seni saya harus naik jalur ungu kemudian berganti ke jalur hijau di depan Pavilion Mal. Masuk ke dalam bus HOHO, saya mulai celingukan karena walaupun sudah memegang peta jalur bus HOHO tapi kok tiap kali berhenti, tidak ada pengumumannya itu sudah di mana. Pria Bangla di sebelah saya meminta pinjam peta saya, jadi sekalian saya bertanya ini sudah di mana, kalau mau turun di Pavilion di mana. Yaaah rupanya dia juga tidak tahu! Untunglah anak muda yang berdiri di depan saja tiba2 menginterupsi kalau dia juga akan turun di daerah itu, saya bisa ikut dia. Bepergian sendiri di kota asing, tidak boleh menerima tawaran orang begitu saja! Saya perhatikan wajahnya, kayanya sih anak baik-baik, masih kuliahan, dan memakai kalung nametag. Dengan mata minus saya berusaha membaca nama di nametag itu, namanya Tanizal. Oranga mana ya? Apa asli orang Malay? Ya sudahlah saya pikir habis ikut dia turun langsung say thanks dan pisah saja.
Tiba di depan Starhill Gallery dia mengajak saya turun karena katanya dari situ tinggal jalan kaki ke Pavilion. Saya ikut saja, kemudian dia bertanya saya dari mana. Daannn ternyata si Tanizal ini juga orang Indonesia hahahah! dari Medan, lagi kuliah di KL!! Lega banget rasanya bertemu orang sekampunghalaman!! Ternyataa memang kalau bertemu sesama orang senegeri di negeri orang rasanya gimana banget gituu! Kami jadi tertawa ngakak deh daritadi udah ngomong sok2 pakai bahasa Inggris ternyata orang Indonesia juga! Dia meminta saya memanggilnya Tan saja, dan kata dia sih dari di bus sudah kelihatan saya berusaha membaca nametag dia hahaha.. Namanya juga hati2 ya nggakk.. Saya kemudian memberitahu Tan rencana saya ke Twin Tower malam ini dan menanyakan kalau dia tidak ada rencana apa2 malam ini apakah dia mau menemani saya ke sana, dan ternyata dia mau! Horeee jadi dapet guide dadakan deh hihihi...
Ketika itu hari belum terlalu gelap jadi Tan menyarankan kami keliling mal sekitar sana dulu saja sambil menunggu matahari terbenam. Ya sudah kebetulan saya juga sudah kangen sama Boost Juice (yang dulu ada di Senayan City tapi entah kenapa tutup!! Hiks..) sekalian saya membeli titipan oleh2 tumbler Starbucks titipan sahabat saya Deny yang mengoleksi tumbler tersebut. Saya diajak Tan mengelilingi mal di kawasan tersebut yang memang banyak sekali!! Dari Lot 10 (mampir belanja HnM duluu), ke Pavilion, ke Fahrenheit, Berjaya Times Square, dan kata Tan terakhir baru ke Suria KLCC karena Twin Tower berada di kawasan tersebut. Di antara mal tersebut saya sih paling suka Lot 10 yah.. yang lain relatif kecil dan sudah tua seperti Fahrenheit. Tan menanyakan apa saya masih kuat berjalan karena Suria KLCC letaknya agak jauh, saya sih kuat2 saja yang namanya jalan kaki hehehe.. walaupun sudah mau putus juga sih akibat nyasar hari itu! Jadi akhirnya kamipun berjalan kaki ke Suria KLCC.
Di depan area Suria KLCC terdapat kolam dengan air mancur yang senada dengan lagu yang dipasang. Ketika tiba di sana, kebetulan air mancur itu sedang menyala, jadi saya nonton dulu deh karena kata Tan tidak setiap saat air mancur di situ menyala, apalagi buat saya yang besok pagi sudah meninggalkan KL. Aah jadi ternyata saya beruntung ya Tan?
[caption id="attachment_391451" align="aligncenter" width="467" caption="Pertunjukan air mancur depan Suria KLCC, bagus sih tapi saya lebih suka pertunjukan yang di KL City Gallery hahaha"]
Kemudian kami langsung ke belakang mal untuk menemui si menara kembar yang menjadi icon kota ini. Tempat wajib juga untuk para turis maupun non turis berfoto! Tan mengantar saya ke spot terbaik untuk mengambil gambar. Memang saya ini beruntung lagi karena bertemu Tan. Sudah menjadi guide dadakan saya, menjadi fotografer pribadi lagi hehehe.. Untuk mengabadikan momen ini saya mengajak Tan berfoto bersama di depan si kembar dehh..
[caption id="attachment_391456" align="aligncenter" width="350" caption="Perkenalkan, ini Tan. Pekerjaan utama : mahasiswa. Pekerjaan dadakan : city tour guide dan fotografer hehehe... Banyak terima kasih Tan!"]
Misi sudah lengkap, tujuan terakhir adalah mencicipi kuliner di Jalan Alor yang sudah terkenal itu. Kata Tan sih bisa jalan kaki saja dari Suria KLCC, jadi betis berkonde saya akhirnya membawa saya ke Jalan Alor. Betul saja, area itu mirip Jalan Pluit Sakti kalau di Jakarta. Sepanjang jalan isinya warun2 makan dengan meja di pinggir jalan menjual berbagai makanan terutama Chinese Food dan Sea Food, beberapa pengamen tampak bernyanyi menghibur pengunjung. Di sini ngamen jalannya niat sih, semi full band gitu sampai bawa2 simbal portable hehe.. Kami segera memilih meja dan menu. Jadi inilah menu yang kami pilih malam itu :
[caption id="attachment_391459" align="aligncenter" width="467" caption="Nasi goreng, sapo tahu seafood, pork belly, bakuteh, liang teh, dan Tiger Beer"]
Sapo tahu dan pork belly nya enakk! Bakutehnya juga sebenarnya enak kalau yang suka rasa obat yang strong. Kalau saya sih kurang suka jadi Tan saja yang menghabiskan hehe.. Kami memesan Tiger Beer karena melihat bule di sebelah kayanya asik banget gitu ngobrol2 santai sambil ngebeer. Maaf ya Tan, saya jadi ngajarin anak kuliahan minum bir hahaha.. Dia ngga gitu suka sih rasanya tapi kok ya habis juga?? =P
Selesai sudah perjalanan saya di KL sehari semalam itu. Tan mengantar saya sampai ke depan Hotel Pudu, saya harus segera tidur agar tidak ketinggalan bus pagi besok ke Penang. Semoga kalau ada kesempatan lagi kita bisa bertemu ya Tan, dan terima kasih buat bantuannya (siapa tahu Tan membaca ulasan saya ini kan).
Kesan saya untuk kota KL, kota ini memang sangat menarik terutama buat orang yang suka shopping karena di daerah Bukit Bintang situ mal nya sangat menarik! Kuliner di Jalan Alor patut dicoba, sayapun jika ada waktu kembali ke sana ingin mencicipi jajanan lainnya di tempat itu. Saya cukup puas dengan perjalanan saya ke KL karena 100% itinerary saya terpenuhi. Berbaik-baiklah dengan orang di sekitar kita karena kita tidak tahu siapa yang akan bermurah hati mengulurkan tangan membantu kita, namun jangan juga lengah dan terlalu polos. Waspada tetap harus dijaga! Sampai jumpa di ulasan saya tentang Penang, kota yang tidak kalah menariknya!
Cheers,
Wenny -a doctor who deeply in love with traveling, deep down want to be a traveler- Â =P
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H