Tiba di terminal bus HOHO, sudah banyak yang antri. Pengguna bus HOHO ini tidak hanya turis saja namun masyarakat setempat juga. Jadi pemerintah memang menyediakan bus ini untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Rutenya pun dibuat melewati daerah perkantoran dan pusat2 keramaian, ada petanya yang jalurnya ditandai dengan warna yang berbeda. Untuk pergi ke Twin Tower dari Pasar Seni saya harus naik jalur ungu kemudian berganti ke jalur hijau di depan Pavilion Mal. Masuk ke dalam bus HOHO, saya mulai celingukan karena walaupun sudah memegang peta jalur bus HOHO tapi kok tiap kali berhenti, tidak ada pengumumannya itu sudah di mana. Pria Bangla di sebelah saya meminta pinjam peta saya, jadi sekalian saya bertanya ini sudah di mana, kalau mau turun di Pavilion di mana. Yaaah rupanya dia juga tidak tahu! Untunglah anak muda yang berdiri di depan saja tiba2 menginterupsi kalau dia juga akan turun di daerah itu, saya bisa ikut dia. Bepergian sendiri di kota asing, tidak boleh menerima tawaran orang begitu saja! Saya perhatikan wajahnya, kayanya sih anak baik-baik, masih kuliahan, dan memakai kalung nametag. Dengan mata minus saya berusaha membaca nama di nametag itu, namanya Tanizal. Oranga mana ya? Apa asli orang Malay? Ya sudahlah saya pikir habis ikut dia turun langsung say thanks dan pisah saja.
Tiba di depan Starhill Gallery dia mengajak saya turun karena katanya dari situ tinggal jalan kaki ke Pavilion. Saya ikut saja, kemudian dia bertanya saya dari mana. Daannn ternyata si Tanizal ini juga orang Indonesia hahahah! dari Medan, lagi kuliah di KL!! Lega banget rasanya bertemu orang sekampunghalaman!! Ternyataa memang kalau bertemu sesama orang senegeri di negeri orang rasanya gimana banget gituu! Kami jadi tertawa ngakak deh daritadi udah ngomong sok2 pakai bahasa Inggris ternyata orang Indonesia juga! Dia meminta saya memanggilnya Tan saja, dan kata dia sih dari di bus sudah kelihatan saya berusaha membaca nametag dia hahaha.. Namanya juga hati2 ya nggakk.. Saya kemudian memberitahu Tan rencana saya ke Twin Tower malam ini dan menanyakan kalau dia tidak ada rencana apa2 malam ini apakah dia mau menemani saya ke sana, dan ternyata dia mau! Horeee jadi dapet guide dadakan deh hihihi...
Ketika itu hari belum terlalu gelap jadi Tan menyarankan kami keliling mal sekitar sana dulu saja sambil menunggu matahari terbenam. Ya sudah kebetulan saya juga sudah kangen sama Boost Juice (yang dulu ada di Senayan City tapi entah kenapa tutup!! Hiks..) sekalian saya membeli titipan oleh2 tumbler Starbucks titipan sahabat saya Deny yang mengoleksi tumbler tersebut. Saya diajak Tan mengelilingi mal di kawasan tersebut yang memang banyak sekali!! Dari Lot 10 (mampir belanja HnM duluu), ke Pavilion, ke Fahrenheit, Berjaya Times Square, dan kata Tan terakhir baru ke Suria KLCC karena Twin Tower berada di kawasan tersebut. Di antara mal tersebut saya sih paling suka Lot 10 yah.. yang lain relatif kecil dan sudah tua seperti Fahrenheit. Tan menanyakan apa saya masih kuat berjalan karena Suria KLCC letaknya agak jauh, saya sih kuat2 saja yang namanya jalan kaki hehehe.. walaupun sudah mau putus juga sih akibat nyasar hari itu! Jadi akhirnya kamipun berjalan kaki ke Suria KLCC.
Di depan area Suria KLCC terdapat kolam dengan air mancur yang senada dengan lagu yang dipasang. Ketika tiba di sana, kebetulan air mancur itu sedang menyala, jadi saya nonton dulu deh karena kata Tan tidak setiap saat air mancur di situ menyala, apalagi buat saya yang besok pagi sudah meninggalkan KL. Aah jadi ternyata saya beruntung ya Tan?
[caption id="attachment_391451" align="aligncenter" width="467" caption="Pertunjukan air mancur depan Suria KLCC, bagus sih tapi saya lebih suka pertunjukan yang di KL City Gallery hahaha"]
Kemudian kami langsung ke belakang mal untuk menemui si menara kembar yang menjadi icon kota ini. Tempat wajib juga untuk para turis maupun non turis berfoto! Tan mengantar saya ke spot terbaik untuk mengambil gambar. Memang saya ini beruntung lagi karena bertemu Tan. Sudah menjadi guide dadakan saya, menjadi fotografer pribadi lagi hehehe.. Untuk mengabadikan momen ini saya mengajak Tan berfoto bersama di depan si kembar dehh..
[caption id="attachment_391456" align="aligncenter" width="350" caption="Perkenalkan, ini Tan. Pekerjaan utama : mahasiswa. Pekerjaan dadakan : city tour guide dan fotografer hehehe... Banyak terima kasih Tan!"]
Misi sudah lengkap, tujuan terakhir adalah mencicipi kuliner di Jalan Alor yang sudah terkenal itu. Kata Tan sih bisa jalan kaki saja dari Suria KLCC, jadi betis berkonde saya akhirnya membawa saya ke Jalan Alor. Betul saja, area itu mirip Jalan Pluit Sakti kalau di Jakarta. Sepanjang jalan isinya warun2 makan dengan meja di pinggir jalan menjual berbagai makanan terutama Chinese Food dan Sea Food, beberapa pengamen tampak bernyanyi menghibur pengunjung. Di sini ngamen jalannya niat sih, semi full band gitu sampai bawa2 simbal portable hehe.. Kami segera memilih meja dan menu. Jadi inilah menu yang kami pilih malam itu :
[caption id="attachment_391459" align="aligncenter" width="467" caption="Nasi goreng, sapo tahu seafood, pork belly, bakuteh, liang teh, dan Tiger Beer"]
Sapo tahu dan pork belly nya enakk! Bakutehnya juga sebenarnya enak kalau yang suka rasa obat yang strong. Kalau saya sih kurang suka jadi Tan saja yang menghabiskan hehe.. Kami memesan Tiger Beer karena melihat bule di sebelah kayanya asik banget gitu ngobrol2 santai sambil ngebeer. Maaf ya Tan, saya jadi ngajarin anak kuliahan minum bir hahaha.. Dia ngga gitu suka sih rasanya tapi kok ya habis juga?? =P
Selesai sudah perjalanan saya di KL sehari semalam itu. Tan mengantar saya sampai ke depan Hotel Pudu, saya harus segera tidur agar tidak ketinggalan bus pagi besok ke Penang. Semoga kalau ada kesempatan lagi kita bisa bertemu ya Tan, dan terima kasih buat bantuannya (siapa tahu Tan membaca ulasan saya ini kan).