Ngabuburit, adalah salah satu istilah yang cukup populer  selama bulan puasa. Saya sendiri tidak begitu paham apa arti ngabuburit yang sesungguhnya, sebab istilah ini sebetulnya dahulunya hampir  tidak saya temukan di daerah saya.
Baru belakangan gaungnya mulai terdengar di daerah saya, sejak anak-anak muda sering menyebutkannya. Terutama disaat bulan puasa seperti sekarang.
Boleh dikatakan bagi  sebagaian besar masyarakat Indonesia saat ini, istilah tersebut  bukanlah sesuatu yang asing lagi ditelinga. Terutama pada bulan suci Ramadan. Hampir setiap saat kita mendengar  orang -orang yang tengah berpuasa melontarkan kata ngabuburit.
"Pergi ngabuburit yuk," demikian orang-orang  sering berucap setiap waktu berbuka akan datang.
Dilain waktu, saya juga sering ditanya tetangga ataupun saudara apa rencana ngabuburit hari itu.
Awal mendengar istilah ini, saya agak kebingungan, apa sebetulnya , makna istilah tersebut. sejak kecil saya hampir tak mengenal istilah ini. Mungkin dikarenakan saya berasal dari daerah Sumatera barat. Dimana setahu saya, dalam bahasa minang  tidak terdapat istilah ini sama sekali.
Namun, menurut yang pernah saya baca dari berbagai sumber, ternyata ngabuburit nengacu pada bahasa Sunda. Dimana istilah ini  berarti menunggu datangnya waktu berbuka puasa di sore hari. Paling tidak itu yang saya pahami sejauh ini tentang ngabuburit.
Banyak cara yang biasanya dilakukan orang untuk menunggu waktu azan magrib menandakan waktu berbuka telah tiba ini. Salah satunya yang paling populer  selama ini adalah ngabuburit dengan  jalan-jalan di sore hari.  Saya pun bersama keluarga cukup sering melakukan hal tersebut.
Daerah tempat saya tinggal  kebetulan berada di pesisir pantai. Terdapat pantai yang indah dan elok di mana-mana. Nah, biasanya ide ngabuburit masyarakat di tempat saya adalah menghabiskan sore hari menjelang datangnya waktu berbuka di pantai.
Tentunya sangatlah mengasyikkan menghabiskan sedikit waktu menikmati panorama pantai dan laut yang memesona. Apalagi  menjelang matahari akan tenggelam. Kepenatan seharian menahan lapar  serta haus karena berpuasa seakan hilang menyaksikan suasana pantai yang indah, terutama diwaktu sore.
Namun dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, tentunya suasana  ngabuburit terasa jauh berbeda dari waktu sebelum tahun 2020 ini. Ramadan kali ini terasa sepi dari berbagai tradisi maupun kebiasaan unik, salah satunya berbagai kebiasaan yang dilakukan orang-orang yang tengah ngabuburit.
Stay home atau di rumah aja. Begitulah keseharian sebagian besar orang saat ini dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Belum lagi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), memaksa kita untuk tidak kemana-mana, sekalipun sekedar ngabuburit.
Memang ada sebagian kecil masyarakat yang tetap melakukan beberapa aktifitas di luar rumah  dalam rangka ngabuburit. Namun tetap saja, himbauan dan aturan PSBB membuat orang-orang lebih nyaman menghabiskan waktu di rumah saja.
Termasuk saya dan keluarga. Setelah lebih dari sepertiga Ramadan berlalu, hampir tak sekalipun waktu yang dihabiskan untuk jalan-jalan ke luar rumah. Lalu, mungkin timbul semacam pertanyaan, di rumah aja, ngabuburit ngapaian aja?
Nah, disinilah letak permasalahannya. Terkesan kita akan kesulitan mencari kegiatan, Â jika ngabuburit hanya dimaknai pergi keluar rumah. Tentunya tidak demikian adanya, menunggu waktu berbuka bisa dihabiskan dengan banyak kegiatan. Jadi bukan hanya pergi jalan-jalan keluar rumah.
Menurut saya, ngabuburit tetap bisa dilakukan sekalipun dalam keadaan pandemi yang membatasi kita untuk keluar rumah seperti saat ini. Banyak kegiatan dan ide-ide kreatif yang sebenarnya dapat dilakukan sekalipun  hanya di rumah saja.
Berdasarkan pengalaman pribadi sayan serta pengalaman dari rekan dan sahabat saya yang di share di media sosial, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Beberapa kegiatan tersebut layak dicoba untuk ngabuburit di rumah saja.
- Menekuni kembali hobi yang terabaikan
Setiap orang tentunya memiliki hobi. Adakalanya hobi tersebut sedikit terabaikan karena kesibukan selama ini. Tidak ada salahnya menekuni  kembali berbagai hobi tersebut selama bulan puasa ini, terutama saat-saat menunggu waktu berbuka.
Tentunya hobi yang dipilih adalah yang cocok untuk dilakukan di rumah saja. Misalnya menekuni kembali hobi membaca, hobi menulis, bahkan mungkin hobi berkebun dan yang lainnya. Waktu luang menjelang berbuka puasa dapat dimanfaatkan untuk menekuni kembali hobi lama yang mulai terlupakan tersebut.
Saya pribadi, lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan juga menulis selama bulan puasa ini. Termasuk saat-saat menunggu waktu berbuka, seringkali saya habiskan untuk sekedar membaca beberapa novel buku yang malah sengaja saya siapkan untuk dibaca selama Ramadan ini. Selain itu saya juga selalu menyempatkan menulis di sore hari, terutama menuntaskan naskah tulisan yang belum tuntas ditulis di pagi hari.
Sebagian teman-teman saya bahkan ada yang bercerita menghabis waktu di kebun sambil menunggu waktu berbuka. Ada juga yang meneruskan kembali hobi merawat taman kecil di depan rumah dan merawat kembali tanaman dan bunga-bunga yang agak terabaikan selama ini.
- Tadarus al-Qur'an
Sesungguhnya bulan Ramadan adalah bulan turunnya al-Qur'an. Memperbanyak membaca al-Qur'an di bulan ini sangatlah baik dan merupakan hal yang sangat dianjurkan (sunah). Bahkan tradisi membaca secara bersama-sama dan saling menyimak bacaan al-Quran yang disebut tadarus, biasa dilakukan di bulan suci ini.
Biasanya tadarus Qur'an biasa dilakukan di masjid atau mushala di malam hari. Dalam kondisi pandemi saat ini tidak ada salahnya kegiatan tersebut dilakukan di rumah saja. Karena memang aturan atau ajaran dalam Islam yang menyatakan tadarusan mestilah dilakukan di rumah ibadah semata.
Artinya, sah-sah saja kegiatan tersebut dilakukan di rumah bersama anggota keluarga yang lain. Bahkan jika tidak ada anggota keluarga yang bisa di ajak serta, juga tidak ada salahnya membaca al-Qur'an sendirian dirumah. Hal itu bisa dilakukan kapan saja, termasuk pada sore hari sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Saya pernah mendengar cerita rekan yang mengatakan bahwa sesi tadarus bersama keluarga bahkan dijadwalkan di rumahnya. Yaitu pada sore hari menjelang waktu berbuka dan dilanjutkan kembali malam hari setelah melaksanakan shalat 'Isya dan tarawih.
Alangkah indahnya, waktu luang menunggu berbuka puasa dihabiskan dengan kegiatan membaca al-Qur'an ini. Apalagi jika itu dilakukan secara bersama-sama bersama keluarga tercinta. Kita bisa saling mengecek dan membetulkan bacaan yang kurang tepat tentunya.
- Menjalin dan mempererat silaturrahmi
Menjalain silaturahmi dengan kenalan baru atau sekedar mempererat silaturahmi dengan teman lama bisa dilakukan selama bulan puasa ini. Tidak harus saling mengunjungi, kegiatan tersebut dapat dilakukan bahkan dari rumah. Dalam dunia serba digital saat ini, apapun bisa dengan mudah dilakukan termasuk menyambung silaturahmi , baik menggunakan sambungan telpon maupun menggunakan media sosial.
Kita bisa memanfaatkan waktu-waktu luang, salah satunya  waktu menunggu buka puasa untuk hal tersebut. Alangkah menyenangkannya menelpon teman lama atau sekedar chatting atau mungkin video call  di media sosial dengan teman baru maupun  sahabat lama sambil menunggu azan maghrib.
Ini dapat menghilangkan kejenuhan menunggu waktu berbuka puasa. Disamping itu juga bermanfaat untuk menjalin persahabatan baru, maupun mempererat tali silaturahmi yang sudah terjalin sebelumnya.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan ketika menunggu saat-saat berbuka yang hanya dihabiskan di rumah saja selama bulan puasa kali ini.Â
Tidak perlu merasa jenuh dan bosan karena tidak bisa kemana-mana untuk kegiatan ngabuburit, karena banyak hal-hal bermanfaat yang bisa dilakukan sambil menunggu waktu berbuka puasa. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H