Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Pejuang Cita-cita, Pewaris Semangat Kartini

21 April 2020   21:58 Diperbarui: 26 April 2020   17:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar RA Kartini|Foto: RyanGambar

Hari ini adalah Hari Kartini. Tepat jatuh pada tanggal 21 April, hari lahirnya Raden Ajeng Kartini yang dikenal sebagai sebagai Pejuang Emansipasi Wanita. Bagi saya Kartini adalah Tokoh yang kukuh memperjuangkan cita-citanya. Pejuang yang berusaha menyampaikan pemikirannya tentang hak dan derajat perempuan. Beliau bercita-cita agar perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju dan tidak sekedar "manut" pada kehendak orang lain. Salah satu jalannya adalah melalui pendidikan.

Saya tidak akan mengulas lebih jauh tentang sosok Pahlawan Nasional ini. Karena saya tahu persis sudah banyak para ahli, para tokoh maupun para penulis yang telah mengulas tentang beliau dari berbagai sisi. Baik itu dari sisi sejarah hidupnya, pemikiran-pemikirannya, bahkan ada yang mencoba mempertanyakan "kepantasannya" sebagai sosok pencetus emansipasi wanita di Indonesia. 

Saya hanya akan mencoba menuturkan sebuah kisah dari seseorang yang sebetulnya belum tentu layak disebut sebagai sosok Ibu Kartini  masa kini. Namun saya melihat ada salah satu bagian dari sikap hidupnya, yang paling tidak "mewarisi" semangat Ibu Kartini. Terutama semangatnya menjadi orang terdidik dan berusaha mewujudkan impiannya dalam memperoleh pendidikan. 

Sosok itu adalah salah seorang siswa saya yang menurut saya layak disebut sosok yang mewarisi semangat Ibu Kartini. Saya mengenalnya kurang dari dua tahun yang lalu. Sosoknya yang sederhana begitu memikat, ketika pertama kali ia datang ke madrasah tempat saya mengajar. 

Dia langsung menyalami dan mencium tangan saya dan para guru yang berada di sana ketika itu. Kebetulan saya dan beberapa guru lainnya tengah duduk bersama sambil memperhatikan siswa baru yang berlalu lalang melakukan pendaftaran ulang sebelum semester tahun pelajaran baru dimulai.

Sebut saja namanya Wika. Menurut saya dia adalah anak yang cerdas dan juga istimewa. Saya bukan peramal, namun pengalaman mengajar bertahun-tahun telah mengajarkan saya bagaimana mengenali anak didik secara cepat. 

Walaupun jujur saya katakan, adakalanya saya salah menilai. Namun saat itu saya merasa yakin, saya menangkap bahwa ia adalah anak yang istimewa. Saya bisa melihat kecerdasan disertai sinar mata penuh penghormatan sekaligus keteguhan hati seorang anak perempuan yang jarang saya temui pada anak-anak seusianya.  

Perkenalan yang singkat kala itu, namun membekas bagi diri saya. Dengan akan segera dimulainya tahun ajaran baru, saya berharap akan berjumpa lagi dengannya di ruang kelas. 

Gadis manis yang tengah beranjak remaja, yang sedang melangkah menyongsong masa depannya di madrasah ini. berangkatdari kampung halamanya yang cukup jauh berkisar lebih dari lima jam perjalanan.

Itu cerita yang sudah berlalu. Saat ini, sudah hampir dua tahun ini saya mengajarnya. Tebakan saya tepat, Ia memang seorang siswa cerdas luar biasa, nilai ulangan hariannya hampir selalu sempurna. Nilai rapornya pun selalu mengungguli teman-temannya. Ia juga memiliki kehalusan budi pekerti dan sopan santun yang tak kalah luar biasa dari isi kepalanya.

Namun ada satu hal besar yang menjadikan Wika menjadi lebih istimewa dimata saya. Sejak awal ia mulai belajar di madrasah kami, para guru langsung mengetahui bahwa ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. 

Untuk membantu orang tuanya, Wika  tak segan berjualan makanan kecil pada jam-jam istirahat. Disaat teman-temannya sibuk ke kantin madrasah, Wika sibuk berjualan dari kelas ke kelas. Bahkan seringkali Ia menjajakan kue-kue kecil itu ke ruang majelis guru.

Hal yang seringkali membuat saya merasa sangat terenyuh. Apalagi ketika saya ketahui bahwa kue-kue kecil tersebut dikirim oleh orang tuanya setiap beberapa hari sekali dari kampungnya yang sangat jauh. Jadi disaat anak-anak lain di madrasah kami menerima paket makanan untuk dimakan sekaligus uang belanja dari kampung, maka Wika tidaklah demikian.

Ia seringkali menerima kiriman melalui mobil umum yang singgah di gerbang madrasah kami, yang isinya kue-kue kecil bikinan ibunya. Lalu kue-kue itu dijual untuk penambah uang belanja dan kebutuhan hidupnya. Yang lebih mengharukan, anak ini melakukan dengan senang hati, tanpa rasa malu atau gengsi. Kegembiraan selalu terpancar dari wajahnya.

Semua itu justru menjadi penyemangat baginya. Bahkan juga penyemangat bagi temannya yang lain. Wika bahkan mengispirasi temannya yang yang kurang mampu melakukan hal yang sama seperti dirinya. 

Nilai-nilai pelajarannya tidaklah terganggu dengan keadaan tersebut. Bagi saya, perjuangannya dalam melangsungkan pendidikan dan meraih cita-cita sangat luar biasa. Menurut saya dia layak menjadi  sumber inspirasi, terutama bagi teman-temannya. Juga bagi anak-anak muda dalam berjuang menggapai impian mereka.

Saya melihat semangat Seorang Kartini ada pada diri siswa saya tersebut. Bagi saya, Wika adalah seorang pejuang sejati. Seorang anak muda yang tak segan dan malu memperjuangkan pendidikannya, agar menjadi perempuan yang lebih maju. Perempuan yang saya harapkan kelak memperoleh keberhasilan dalam hidupnya dan menjadi kebanggaan bagi keluarganya. 

Lebih dari itu saya berharap suatu saat ia menjelma menjadi wanita yang mampu membawa kemajuan bagi bangsanya. Saya yakin dia akan menjadi perempuan yang terpelajar dan berpikiran maju seperti apa yang tentunya juga  diharapkan oleh  Ibu Kartini. 

Selamat Hari Kartini. Habis Gelap Terbitlah Terang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun