Mohon tunggu...
Wendy Waldianto
Wendy Waldianto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jika kamu merasa takut dalam melakukan sesuatu maka sesungguhnya kamu sudah berada dijalan yang salah, dan berputar arah lah.

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Supersemar dan Konspirasi Militer

11 Maret 2014   14:48 Diperbarui: 11 Maret 2017   06:00 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah ‘Supersemar’ mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita saat ini, meskipun kita sudah sering mendengarnya namun tidak sekalipun kita mengetahui keberadaan naskah asli dari Supersemar ini. Supersemar sendiri sebenarnya hanya merupakan sebuah rencana awal yang sudah di persiapkan dengan matang oleh kalangan militer untuk mengkudeta posisi Presiden Soekarno. Pertanyaan yang paling mendasar dari hal ini adalah : siapa pihak dibalik pengkudetaan Presiden Soekarno ?. Tentu saja jawabannya bukan lah pihak militer, karena militer hanya dijadikan sebagai alat/kendaraan untuk mensukseskan kudeta tersebut. Soeharto dan militernya hanya sebagai perantara bukan sebagai dalang dari pengkudetaan. Sekali lagi ditekankan bukanlah sebagai ‘dalang’ pengkudetaan. Pertanyaan selanjutnya, kenapa PKI yang harus diberangus dan dihabisi?. Tentu terlalu sederhana jawabannya jika kita menyimpulkan karena PKI telah membunuh 6 Jendral pada peristiwa G30S. Mari kita coba untuk membuka pikiran secara universal jangan lagi berpikir ditataran yang lokal. Soekarno dan PKI adalah aktor-aktor yang secara tegas menolak pasar bebas, Indonesia dibawah kepemimpinan Soekarno lebih rela krisis ekonomi daripada harus menerima pinjaman luar negeri dan terlibat pasar bebas. Sementara itu Amerika sudah lama mengincar Indonesia agar terlibat dalam pasar bebas mengingat kekayaan sumber daya alam Indonesia. Dibalik ketegasan presiden Soekarno terhadap pasar bebas, ternyata militer Indonesia secara diam-diam sudah menjalin hubungan ‘mesra’ dengan Amerika Serikat. Hal itu dilakukan Amerika karena sudah frustasi dengan sikap tegas Presiden Soekarno yang selalu menolak terlibat pasar bebas, dan mau tidak mau harus melalui cara kudeta untuk memaksa Indonesia masuk kedalam pasar bebas. Dalam hal ini bukan lah Amerika yang melakukan kudeta, tetapi pihak internal dari Indonesia yaitu ‘militer’ melalui Mayjen Soeharto pada saat itu. Hal tersebut tidak terbantahkan lagi dikala posisi Presiden diduduki oleh Soeharto, Indonesia membuka pintu seluas-luasnya untuk pengusaha asing,dengan sekejap perekonomian Indonesia saat itu langsung menjadi kapitalis dan terlibat dalam pasar bebas. Memang Amerika tidak terlibat dalam perencanaan Supersemar, namun Amerika menunggangi militer-militer Indonesia kearah pengkudetaan posisi Presiden. Lalu alasan yang sebenar-benarnya kenapa PKI diberangus dikarenakan militer benar-benar ingin menjalankan pemerintahan tanpa adanya gangguan dari pihak lawan, mengingat PKI juga tegas menolak pasar bebas dan investor asing. Demi kemulusan rencana tersebut, PKI harus diberangus dan dibubarkan oleh militer. Pemberangusan tersebut tentu tidak akan terjadi jika saja Presiden Soekarno pada saat itu tidak menandatangani naskah Supersemar. Sekarang yang menjadi pertanyaan: kenapa Soekarno mau menandatangani naskah supersemar yang isinya adalah perintah pemberangusan PKI ? padahal kita tahu Soekarno sangat melindungi PKI. Rasanya tidak mungkin jika Presiden Soekarno melawan cita-citanya sendiri dengan menyetujui militer untuk memberangus PKI, mengingat Soekarno adalah sosok yang berpegang teguh pada pendiriannya. Artinya sudah jelas bahwa isi surat tersebut bukanlah merupakan perintah kepada militer untuk memberangus PKI. Walaupun ada kesaksian yang menyebutkan bahwa Presiden Soekarno telah diancam dan dipaksa untuk menandatangani surat perintah tersebut, saya rasa itukemungkinannya kecil sebab Soekarno bukanlah merupakantipe orang yang mudah untuk digertak oleh siapapun. Lebih tidak mungkin lagi jika isi surat tersebut adalah penyerahan posisi Presiden kepada Soeharto, sebab Soekarno sangat ambisius terhadap cita-citanya menyatukan NASAKOM untuk Indonesia. Saya rasa Soekarno lebih rela mati daripada menyerahkan kendali pemerintahan kepada orang yang dianggapnya tidak tepat. Soekarno pasti akan menandatangani Supersemar jika isi surat tersebut sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang sebenarnya, namun jika isi surat tersebut tidak masuk akal pasti Soekarno tidak akan menandatanganinya meskipun dipaksa sekalipun. Jadi, besar kemungkinan isi surat tersebut merupakan suatu kewajaran dan memang sesuatu yang harus dilakukan. Mengingat pada saat itu sedang terjadi krisis dan kekacauan dimana-mana, jadi menurut analisis saya surat tersebut hanya berisi tentang pengamanan dan pengendalian keadaan agar bisa kembali dalam kondisi yang normal. Lalu mengapa surat perintah tersebut bisa dijadikan landasan oleh militer untuk memberangus PKI. Hanya ada satu kemungkinan yaitu surat tersebut sudah diselewengkan oleh pihak militer pada saat itu, apa yang dikerjakan sudah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan. Hal tersebut juga diperkuat dengan tidak diketemukannya naskah asli Supersemar hingga saat ini, padahal itu merupakan dokumen penting negara. Sedangkan dari pengakuan para militer surat tersebut berisi tentang penyerahan posisi Presiden dari Soekarno kepada Soeharto. Jika surat tersebut memang benar tentang penyerahan kekuasaan, kenapa keberadaan naskah aslinya masih disembunyikan sampai sekarang. Seharusnya tidak perlu disembunyikan jika isinya memang sesuai seperti yang disampaikan. Jika ada yang mengatakan surat itu ‘Hilang’, saya rasa itu tidak mungkin karena usia naskah tersebut belum terlalu tua yaitu masih 48 tahun, bagaimana mungkin naskah sepenting itu bisa hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun