Mohon tunggu...
wendy viajonata
wendy viajonata Mohon Tunggu... Lainnya - konten creator, media sosial specialis, SEO

Saya Bantu PAJAK dan KEUANGAN PERUSAHAAN. Serta Menjadikan MANAGEMENT Menjadi Jauh Lebih BAIK. untuk info terkait keluhan PAJAK, Sp2dk, Laporan Keuangan,Audit, Website, dll, bisa hubungi No 089662737734 GRATIS...!! Kunjungan Pertama. melayani secara online untuk di luar kota, atau profinsi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pengertian dan Cara Menghitungnya

22 Juli 2024   21:32 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Definisi dan Penghitungan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah salah satu pajak utama di Indonesia, dikenakan atas setiap peningkatan nilai barang atau jasa selama produksi dan distribusi. Artikel ini akan membahas definisi PPN, prinsip dasar, dan cara menghitungnya dengan contoh yang jelas.

Pengertian PPN

PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan pada konsumsi barang dan jasa dalam negeri. PPN dipungut bertahap pada setiap tahap produksi dan distribusi produk, dengan konsumen akhir yang menanggung pajak ini.

Prinsip Dasar PPN

PPN menggunakan mekanisme kredit pajak. Pengusaha Kena Pajak (PKP) dapat mengkreditkan PPN yang dibayarkan untuk barang atau jasa yang dibeli (pajak masukan) dengan PPN yang dipungut dari barang atau jasa yang dijual (pajak keluaran).

Contoh: Jika bisnis membayar PPN atas bahan baku, mereka dapat mengkreditkannya terhadap PPN yang dikenakan pada penjualan produk jadi, memastikan hanya nilai tambah yang dikenakan pajak pada setiap tahap.

Objek dan Subjek PPN

PPN berlaku untuk semua barang dan jasa yang diserahkan di daerah pabean Indonesia, kecuali yang dikecualikan oleh Undang-Undang, seperti barang hasil pertanian yang dipetik langsung dari kebun, layanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial.

Subjek PPN adalah setiap orang atau entitas yang menyerahkan barang atau jasa kena pajak, termasuk perusahaan, kelompok, dan individu yang melakukan transaksi yang dikenakan PPN.

Tarif PPN

Tarif PPN di Indonesia adalah 11% sejak 1 April 2022. Sebelumnya, tarif PPN adalah 10%. Selain itu, ada tarif khusus untuk barang mewah yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yang bervariasi tergantung pada jenis barang.

Cara Menghitung PPN

Menghitung PPN dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Menentukan Dasar Pengenaan Pajak (DPP): Nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang harus dibayar, seperti penggantian, harga jual, nilai impor atau ekspor, atau nilai lainnya yang ditetapkan pemerintah.
  2. Mengalikan DPP dengan Tarif PPN: PPN yang harus dibayar dihitung dengan mengalikan DPP dengan tarif PPN yang berlaku.

Contoh perhitungan PPN:Jika DPP barang adalah Rp 1.000.000 dan tarif PPN adalah 11%, maka PPN yang harus dibayar adalah Rp 1.000.000 11% = Rp 110.000.

Misalkan sebuah perusahaan menjual barang dengan harga jual Rp 10.000.000 tanpa PPN. Langkah-langkah untuk menghitung harga jual total dan PPN adalah:

  • Menentukan DPP: Rp 10.000.000.
  • Menghitung PPN: Rp 10.000.000 11% = Rp 1.100.000.
  • Menghitung Harga Jual Total: Rp 10.000.000 + Rp 1.100.000 = Rp 11.100.000.

Pemungutan dan Pelaporan PPN

Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib memungut PPN dari konsumen saat menyerahkan barang atau jasa kena pajak. Mereka juga harus menyetorkan PPN yang dipungut kepada pemerintah dan melaporkan transaksi yang dikenakan PPN dalam SPT Masa PPN setiap bulan.

Sanksi atas Pelanggaran PPN

Pelanggaran ketentuan PPN dapat menyebabkan sanksi administratif maupun pidana. Sanksi administratif dapat berupa denda, bunga, atau kenaikan pajak terutang, sementara sanksi pidana dapat berupa hukuman penjara bagi pelaku pelanggaran yang disengaja.

Kesimpulan

PPN adalah komponen penting dalam sistem pajak Indonesia. Memahami konsep dasar, objek, dan subjek PPN, tarif yang berlaku, dan metode penghitungannya dapat membantu wajib pajak memenuhi kewajiban mereka secara lebih efektif dan menghindari konsekuensi. Penerapan PPN yang tepat memastikan pendapatan negara dari sektor pajak dapat terus meningkat, membantu pertumbuhan dan kesejahteraan umum.

Pemahaman yang baik tentang PPN bermanfaat bagi bisnis dan konsumen, karena mereka ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagian-bagian yang termasuk dalam harga barang atau jasa yang mereka beli. Semua orang dapat berkontribusi pada sistem perpajakan yang adil dan transparan dengan memiliki informasi yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun