Dua ekor cicak sedang PDKT. Mereka saling menggoda satu sama lain. Pakai kode yang berbeda pula. Yang satu memainkan ekornya. Sedang satunya hanya diam dan bersuara: "cekrek".
Cicak yang memainkan ekor maju secara perlahan. Sesekali dia berhenti. Lalu memainkan ekornya. Jalan lagi. Memainkan ekornya lagi.
Mungkin, dia pikir, itu akan terlihat seksi di mata calon pasagannya. Entahlah.
Toh cicak yang diam tadi masih saja mengeluarkan suara "cekrek". Yang semakin lama, semakin keras. Seakan-akan berteriak, "Kamu keren kok.. cepat ke sini. Aku kangeeen!".
Mendengar itu, semangat cicak yang memainkan ekor pun semakin menjadi. Semakin cepat pula ia berlari ke arah calon betinanya itu.
Sampai akhirnya.. Hup! Mereka bertemu.
Tapi, baru sebentar saja berjumpa, cicak yang menunggu tadi tiba-tiba lari. Pergi ke belakang rak buku. Meninggalkan cicak yang menghampirinya. Sendirian. Dengan wajah kebingungan.
Mungkin dia malu. Karena setiap adegannya itu saya perhatikan. Ya, mau bagaimana lagi. Mereka melakukannya persis di depan saya. Seakan-akan saya tidak dianggap di situ.
Atau mungkin, kode yang diberikan bukan untuk dia. Tapi untuk cicak yang lain. Entahlah, toh tidak ada cicak lainnya di sekitar situ.
Akhirnya, yang ditinggalkan pun menyerah. Dia tidak mengejar. Dia ngloyor ke arah yang berlawanan. Bersembunyi di balik ternit kamar saya yang bolong.