Malam itu, Abdillah sudah tidur. Aku masih berkutat dengan gawai dan buku notesku. Belajar.
"Kemaskan baju, Dek," kata Suami.
Ia hendak pergi ke Tanjung Balai Karimun keesokan harinya. Ada kunjungan ke perusahaan BUMN bersama kawan-kawan organisasinya.
"Turunkan aja baju-bajunya," jawabku.
Aku malas, sebenarnya, mengemaskan bajunya. Berkali-kali aku memintanya untuk tak pergi. Abdillah sedang tak enak badan. Ada gejala flu, sepertinya.
Besok pun hari penting bagiku. Besok adalah jadwal tes pertamaku. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Okelah kalau dia sudah melaluinya dan dia gagal tapi setidaknya dia bisa mendukungku.
"Adek pasti bisa," katanya melihat semangatku yang surut.
Keesokan harinya, ia tetap pergi. Jadwal tesku pukul 10.00 WIB. Abdillah berhasil kutidurkan sebelum jam itu. Badannya agak hangat. Aku hanya berdoa supaya ia tak rewel hingga aku pulang kembali ke rumah.
Aku segera bersiap-siap. Mandi. Menunaikan salat dua rakaat. Lalu berganti baju.
Kemeja putih yang kupakai itu punya suami. Ia memakainya lebih dulu, dua hari sebelumnya. Sementara rok hitam itu pinjaman dari kawan.
Aku belum punya banyak kawan di Selatpanjang. Untunglah, ketika aku meminjam, dia ada. Dan baik hatinya dia, rok itu tak ditanya-tanya sampai pelaksanaan tes selesai.