Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Airlangga Bicara Digitalisasi Asuransi dalam Akselerasi Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

25 Juli 2024   17:10 Diperbarui: 25 Juli 2024   17:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah memperkirakan konsumsi domestik masih akan menjadi kontributor utama bagi naiknya  PDB nasional untuk tahun 2024 ini, dengan target pertumbuhan di angka 5,2 persen pada akhir tahun 2024 mendatang. Angka tersebut masih sejalan dengan proyeksi dan komitmen pemerintah dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas Tahun 2045 yang break down programnya diterjemahkan melalui pencanangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Salah satu kebijakan yang diambil dalam penerapan visi tersebut adalah melalui tranformasi ekonomi yang secara esensial akan mendongkak pertumbuhan ekonomi menjadi lebih inklusif sekakligus berkelanjutan.  

Langkah tersebut apabila dijalankan secara konsisten diserta bonus demografi yang dimiliki serta adanya kepercayaan dari pihak internasional, maka peluang dalam menggappai apa yang dicita-citakan dalam  visi Indonesia Emas pada tahun 2045 tersebut kian meningkat dan perlu untuk dioptimalkan oleh Pemerintah.

Meski pemerintah terlihat lebih fokus kepada aspek fisik dalam pembangunan ekonomni, namun sektor-sektor lain yang turut menjadi bagian dalam program tersebut turut menjadi perhatian, termasuk dalam hal ini sektor asuransi. Hal itu tak lepas dari posisi kelompok ini yang turut menjadi salah satu penyumabang besar PDB serta potensi yang masih bisa dimaksimalkan seiring naiknya kinerja industri bidang ini yang turut meningkat bersamaan dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Peran tersebut bisa dijalankan melalui upaya mobilisasi tabungan dalam negeri, asuransi memungkinkan untuk mengurangi kerugian, meningkatkan stabilitas keuangan, dan mendorong kegiatan perdagangan, sehingga asuransi  penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam masifnya perkembangan teknologi digital  yang sedang berlangsung, tantangan yang dihadapi sektor ini juga tidak sedikit. Sehingga industri ini suka atau tidak didorong untuk harus bergerak dan mengembangkan bisnis ke arah digitalisasi proses bisnis. Hal itu tak lain karena transformasi digital yang terjadi secara masif di berbagai bidang berkat hadirnya kecerdasan buatan, machine learning, analisis prediktif, layanan seluler, hingga live chat memungkinkan perusahaan asuransi untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.

"Meski  tantangan tetap ada  seperti kesenjangan infrastruktur dan masalah keamanan siber. Namun industri asuransi di Indonesia siap menghadapi transformasi digital yang signifikan. Dengan melalukan proses transformasi tersebut, peningkatan  efisiensi operasional bisa terjadi, selain juga memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kepuasan nasabah di tahun-tahun mendatang, dan juga berpotensi meningkatkan kontribusi industri asuransi terhadap PDB Indonesia," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbicara secara virtual saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara Indonesia Re International Conference (IIC) 2024, Kamis (25/7/2024).

Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini meyakini bahwa transformasi digital tersebut menjadi sesuatu yang niscaya dan harus dilakukan. Ini mengaca kepada pengalaman pemerintah yang telah melakukan hal tersebut, khususnya dalam bidang ekonomi. Wujudnya ada pada hilirisasi komoditas sumber daya alam. Seperti yang sudah terjadi di  sektor mineral, keberhasilan itu terlihat dalam hilirisasi nikel. Sehingga dari pengalaman bidang tersebut, pemerintah kini terus bergerak dengan upaya pengembangan produk turunan tembaga dan pasir silika yang berguna bagi pengembangan industri elektronik," ungkap Airlangga.

Praktik transformatif dalam pengelolaan SDA tersebut tak berhenti sampai di sana, karena langkah lain yang dilakukan sebagai wujud keseriusannya juga diterapkan pada bidang lain, seperti reformasi struktural. Hasilnya, seperti yang dilansir World Competitiveness Ranking (WCR) Institute for Management Development (IMD) 2024, terjadi peringkat daya saing Indonesia di tingkat global. Jika tahun 2023 Indonesia berada di posisi 34, maka pada tahun ini posisi tersebut naik ke peringkat 27 dari 67 negara. Semua indikasi tersebut menjadi gambaran bahwa apa yang telah dilakukan pemerintah sudah berada di jalur yang tepat dan industri asuransi bisa menjadi pemain yang turut bisa mempercepat apa yang jadi cita-cita itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun