Pengurangan Hambatan Perdagangan: DEFA bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan digital, termasuk bea cukai dan regulasi yang menghambat aliran barang dan jasa digital. Ini akan membantu pelaku usaha Indonesia untuk menghemat biaya dan memperluas pasar mereka.
Meskipun DEFA menawarkan banyak manfaat, tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada tantangan yang harus diatasi dalam menerapkannya. Beberapa tantangan ini meliputi.  Keamanan Data,  dalam ekonomi digital, keamanan data menjadi sangat penting. Indonesia harus memiliki infrastruktur dan regulasi yang kuat untuk melindungi data pribadi dan bisnis. Bidang Pendidikan dan Keahlian, untuk benar-benar memanfaatkan potensi ekonomi digital, Indonesia perlu mengembangkan keahlian digital yang memadai di kalangan angkatan kerja. Ini melibatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.  Perlunya Regulasi yang Tepat dimana diperlukannya  regulasi yang memadai untuk mengawasi dan mengatur ekonomi digital. Regulasi harus seimbang antara mendukung inovasi dan melindungi kepentingan konsumen. Kesempatan bagi pemberdayaan UMKM,  DEFA juga harus memberikan dukungan yang cukup bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Ini termasuk pelatihan, akses ke pasar, dan bantuan finansial.
Kesimpulannya, Â ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) adalah langkah penting dalam mengarahkan Indonesia ke masa depan yang lebih cerah dalam ekonomi digital. Peran utama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam mendorong DEFA memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam kerjasama ekonomi digital ASEAN. DEFA membawa potensi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, inovasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H