Mohon tunggu...
Wemmy Al-Fadhli
Wemmy Al-Fadhli Mohon Tunggu... gembel -

Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya gak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah. (Bob Sadino)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-anakmu Menantiku Part. 4

23 September 2010   01:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pencarian dan rencana dagang kurmaku akhirnya ternyata kandas. Meski belakangan aku tahu kalo disini juga tempat ngecer bukan grosir tapi sebetulnya aku dapat juga harga grosir yang cukup murah dibanding lain-lainnya. Cuma harga kurma tahun ini kelewatan banget mahal. Aqu sendiri rasanya tak tega ngejual dengan harga pasaran segitu. Belum lagi aqu masih penasaran dengan murahnya harga kurma yang diecer pedagang asongan di kereta yang entah siapa supliernya. Untuk sementara dan hingga kini rencana dagang kurma pun dipending meski aqu juga punya daftar alamat tempat grosir di tempat lain. Sayangnya waktu itu aqu belum tahu (atau lupa) tentang alamat grosir2 parfum di jalan fachruddin dan hingga kini pun belum sempat--ceilee, sok sibuk--ke sana lagi.

Lalu sehabis meriksa2 kedai kurma yang kutemui ndak seberapa itu sampailah aku di jembatan penyebarangan pejalan kaki dekat jembatan ke arah petamburan yang kuduga di sinilah tempat Hercules pertama kali meniti karir dengan sebilah golok, tangan buntung, dan mata bolongnya. Di atas jembatan itu selama beberapa waktu aqu ngobrol sama wts2 yang sedang ngetem menjual dirinya. Salah seorang wts pada termin pembicaraan agak akhir sempat marah2 dan agak sedikit ngancem mungkin karena ada omongan gw yang tiada berkenan di hatinya. Lalu dari sini aqu pergi menemui sebuah masjid di lantai paling atas pasar "daging" untuk shalat jumat dengan berbekal petunjuk seorang wts pula, hahahahahaha.

Seusai jum'at dan menikmati pemandangan atap Jakarta, dengan rasa enggan aku kembali untuk menunaikan perjanjian bertemu lagi dengan anak malang yang sekepergian denganku ke Tenabang niy. Cuman gw agak licik juga melambat2kan pertemuan kita--ke seusai shalat, tapi emang kebetulan bisanya begini sih--dan alhamdulillah nggak ketemu. Tetapi sesudah ketakbertemuan itu tetap saja gw ndak bisa menjalankan rencana semula jika si dia ndak ada dikarenakan sebab2 lain, he2. Setelah selesai sementara urusan di Tanah Abang aqu lalu berjalan menyusuri arah selatan lalu belok kiri hendak menuju Sudirman untuk rute pulang lewat bunderan HI. Eh, ternyata kemudian aqu malah nyangkut di Mall Thamrin Square dan shopping2 dikit sebentar--yang aqu ingat cuma belanja potongan2 buah (menjelang busuk) yang di campur dandidiskon dan ternyata memang berguna untuk berbuka yang tak sesuai rencana nantinya--he2.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun