Dalam setiap perusahaan tentunya akan ada karyawan yang ingin mengundurkan diri dari perusahaan atau resign. Hal itu membuat adanya kekosongan jabatan dalam perusahaan. Tentu hal itu akan berpengaruh kepada produktivitas kerja yang semakin memburuk. Perusahaan akan berusaha untuk mencari pengganti untuk mengganti jabatan yang kosong itu dengan melakukan perekrutan.
Perekrutan karyawan tidaklah mudah. Dibutuhkannya sumber daya yang besar dan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan perusahaan. Maka dari itu, untuk menghindari hal tersebut perusahaan harus membuat workforce planning yang dapat membantu perusahaan dalam mengatasi masalah tersebut.
Dalam buku Brannick menjelaskan mengenai workforce planning yaitu perencanaan organisasi dalam memastikan bahwa ia memiliki orang-orang yang memimliki keterampilan yang dibutuhkan baik saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Dalam buku yang ditulis oleh R. Wayne Mondy dan Joseph J. Martocchio, dijelaskan bahwa workforce planning terdiri dari 2 komponen  yaitu requirements dan availability. Requirement forecast dilakukan dengan menentukan jumlah, keterampilan dan lokasi karyawan dalam organisasi pada masa yang akan datang.
Komponen availability forecast adalah kegiatan memperkirakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan karyawan sesuai dengan keterampilan yang diperlukan dan dari mana sumber untuk mendapatkannya. Setelah menganalisa requirements dan availability, maka perusahaan dapat menentukan apakah perusahaan sedang kelebihan karyawan atau kekurangan karyawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H