Mohon tunggu...
Welhelmus Poek
Welhelmus Poek Mohon Tunggu... Konsultan - Foto Pribadi

Welhelmus Poek seorang aktivis NGO yang sangat intens advokasi isu-isu Hak Asasi Manusia terutama hak-hak kelompok marginal, secara spesifik memperjuangkan hak-hak anak muda, gender dan keadilan sosial lainnya. Lahir di Pulau Rote, 17 Juni 1981. Mengawali karir NGO di Plan International Indonesia tahun 2004 hingga 2015. Kemudian bergabung dengan Hivos International tahun 2016 untuk program energi terbarukan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Tahun 2018-2019 melanjutkan study Master of International Development di University of Canberra. Tahun 2020 kembali bergabung dengan Hivos International untuk program energi terbarukan di Pulau Sumba. Welhelmus juga aktif di Forum Akademia NTT dan masih mensupport aktivitas Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang, NTT hingga kini.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Calon Juara Euro 2020

2 Juli 2021   15:44 Diperbarui: 2 Juli 2021   15:46 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim nasional Italia saat ini sangat diunggulkan sebagai salah satu kandidat kuat Juara Euro 2020. Hal ini bukannya tanpa alasan. Semenjak gagal kualifikasi Piala Dunia 2018, Timnas Italia kembali ke performa yang diharapkan berkat tangan dingin Roberto Mancini.

Sejak menangani Timnas Italia tahun 2018, berbagai rekor ditorehkan. Mancini berhasil membawa Timnas Italia mencatatkan 31 kemenangan beruntun, dimana 30 pertandingan diantaranya tanpa kebobolan. Rekor clean sheet ini terhenti kala Gli Azzuri menjamu Austria di babak 16 besar Euro 2020. Dimana Italia akhirnya mengakhiri pertandingan sengit tersebut dengan kemenangan 2:1.

Ya, performa dan rekor baru bagi Timnas Italia tersebut tidak lepas dari segudang pengalaman Mancini baik saat sebagai pemain profesional yang juga pernah mengisi skuad Timnas Italia, dan sebagai salah satu pelatih top dunia yang pernah menangani beberapa klub, sebut saja Inter Milan, Manchester City, Galatasaray, dan Zenit Saint Petersburg.

Kejelian Memilih Pemain dan Tim Pelatih

Selain faktor pengalaman, menurut saya keperkasaan Timnas Italia saat ini tidak lepas dari kejelian Mancini dalam memilih pemain dan tim pelatihnya. Yang fenomenal adalah ia kembali memanggil Kapten Gli Azzuri yang sebelumnya sudah memutuskan pensiun dari Timnas, Giorgio Chiellini.

Faktor pengalaman Chiellini menjadi alasan utama Mancini kembali memberikan tanggungjawab Captain di lengannya. Selebihnya, skuad Timnas Italia saat ini lebih didominasi oleh pemain-pemain muda berbakat Italia. Sebut saja ada Bastoni, Barella, Locateli, Pesina, Chiesa, Verrati, adalah deretan anak muda Italia yang tidak luput dari radar Pelatih, Roberto Mancini.

Sementara staf pelatih Timnas Italia diisi oleh para asisten Mancini selama menangani Inter Milan, Manchester City, dan Zenit St Petersburg dengan Manajer Timnas dipercayakan kepada Manajer Inter Milan, Gabriele Oriali, mantan gelandang Inter Milan dan Fiorentina.

Kombinasi pemain-pemain berpengalaman dan muda berbakat serta kinerja asisten pelatih yang sangat ahli dalam tugas masing-masing ditambah kemampuan Mancini meracik tim yang kompetitif, alhasil Timnas Italia selalu tampil dominan dalam berbagai pertandingan. Termasuk selama perhelatan Euro 2020 yang sedang berlangsung saat ini.

Sangat Siap Hadapi Belgia

Belgia akan menjadi lawan berikutnya bagi Ciro Immobile dan kawan-kawan di fase 8 besar. Belgia berhasil mengkandaskan langkah Portugal yang juga juara bertahan di babak 16 besar. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan harus angkat koper lebih awal.

Beberapa pengamat bola memprediksi laga Italia vs Belgia akan sangat ketat. Kedua negara ini masuk dalam bursa calon Juara Euro 2020. Hanya saja menurut saya Italia akan terus mengukir sejarah dengan mengkandaskan Belgia di babak 8 besar nantinya.

Alasan utamanya, Timnas Italia lebih siap dalam pertandingan tersebut. Bercermin pada rekor 31 pertandingan tak terkalahkan dan hanya sekali kebobolan di pertandingan ke-31, menggambarkan betapa solidnya lini per lini Timnas Italia saat ini.

Mancini bukan tidak tahu kekuatan Timnas Belgia. Jauh hari sebelum pertandingan nanti sudah pasti Mancini akan memainkan pemain-pemain kuncinya untuk mematikan pergerakan Timnas Belgia. Striker Belgia, Romelu Lukaku, yang notabene perlu mendapatkan perlakukan khusus, sudah pasti ada dalam perhitungan taktik Mancini.

Ambisi Personal Roberto Mancini

Seperti saya sampaikan sebelumnya, Roberto Mancini pernah dipanggil masuk Timnas Italia untuk perhelatan Piala Dunia tahun 1990. Pada masa itu, Mancini berada dalam masa-masa emasnya. Bersama Gianluca Vialli, mereka pernah menjadi tandem lini depan yang sangat mematikan.

Sayangnya, cerita Piala Dunia 1990 meninggalkan luka mendalam bagi Pelatih Italia ini. Walaupun Italia saat itu keluar sebagai Juara 3 Dunia, yang mengejutkan adalah Roberto Mancini tidak pernah diturunkan dalam satu pun pertandingan kala itu oleh Pelatih Azeglio Vicini.

Saat menerima mandat sebagai Pelatih Timnas Italia, Mancini berjanji untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada semua skuadnya selama perhelatan Euro 2020. Praktis hingga pemecahan rekor tak terkalahkan Timnas Italia yang ke-31, Mancini sudah hampir memainkan semua pemain yang dibawa ke Euro 2020. Tinggal kiper ketiga Italia yang belum mendapatkan giliran main.

Ternyata ambisi personal Mancini ini sangat efektif mengangkat mental anak-anak asuhnya. Entah dimainkan sejak awal atau datang dari bangku cadangan, mereka benar-benar menunjukan performa terbaiknya. Lihat saja apa yang dilakukan Bastoni ketika mengunci pergerakan Gareth Bale saat Italia menghadapi Wales. Begitu juga dengan Frederico Chiesa yang datang dari bangku cadangan lalu memecah kebuntuan saat Italia dengan susah payah mengalahkan Austria di babak 16 besar kemarin.

Saya menduga, bukan hanya saja pengalaman tampil di kompetisi top dunia yang ingin Mancini suguhkan buat skuad dan juga penggemar Timnas Italia, tetapi ia juga ingin mengirimkan pesan bahwa kendati pengalaman tahun 1990 sangat kelabu bagi dirinya, bukan berarti ia menaruh dendam pada Jersey Gli Azzuri. Perlahan tapi pasti Mancini ingin mempersembahkan satu trophy Juara bagi rakyat Italia dan penggemar Timnas Italia di seluruh dunia. Dan Euro 2020 adalah moment yang tepat saat ini.

Lalu, apakah Italia akan keluar sebagai Juara Euro 2020? Saya dengan keyakinan penuh menyatakan ia. Semoga!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun