Alasan utamanya, Timnas Italia lebih siap dalam pertandingan tersebut. Bercermin pada rekor 31 pertandingan tak terkalahkan dan hanya sekali kebobolan di pertandingan ke-31, menggambarkan betapa solidnya lini per lini Timnas Italia saat ini.
Mancini bukan tidak tahu kekuatan Timnas Belgia. Jauh hari sebelum pertandingan nanti sudah pasti Mancini akan memainkan pemain-pemain kuncinya untuk mematikan pergerakan Timnas Belgia. Striker Belgia, Romelu Lukaku, yang notabene perlu mendapatkan perlakukan khusus, sudah pasti ada dalam perhitungan taktik Mancini.
Ambisi Personal Roberto Mancini
Seperti saya sampaikan sebelumnya, Roberto Mancini pernah dipanggil masuk Timnas Italia untuk perhelatan Piala Dunia tahun 1990. Pada masa itu, Mancini berada dalam masa-masa emasnya. Bersama Gianluca Vialli, mereka pernah menjadi tandem lini depan yang sangat mematikan.
Sayangnya, cerita Piala Dunia 1990 meninggalkan luka mendalam bagi Pelatih Italia ini. Walaupun Italia saat itu keluar sebagai Juara 3 Dunia, yang mengejutkan adalah Roberto Mancini tidak pernah diturunkan dalam satu pun pertandingan kala itu oleh Pelatih Azeglio Vicini.
Saat menerima mandat sebagai Pelatih Timnas Italia, Mancini berjanji untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada semua skuadnya selama perhelatan Euro 2020. Praktis hingga pemecahan rekor tak terkalahkan Timnas Italia yang ke-31, Mancini sudah hampir memainkan semua pemain yang dibawa ke Euro 2020. Tinggal kiper ketiga Italia yang belum mendapatkan giliran main.
Ternyata ambisi personal Mancini ini sangat efektif mengangkat mental anak-anak asuhnya. Entah dimainkan sejak awal atau datang dari bangku cadangan, mereka benar-benar menunjukan performa terbaiknya. Lihat saja apa yang dilakukan Bastoni ketika mengunci pergerakan Gareth Bale saat Italia menghadapi Wales. Begitu juga dengan Frederico Chiesa yang datang dari bangku cadangan lalu memecah kebuntuan saat Italia dengan susah payah mengalahkan Austria di babak 16 besar kemarin.
Saya menduga, bukan hanya saja pengalaman tampil di kompetisi top dunia yang ingin Mancini suguhkan buat skuad dan juga penggemar Timnas Italia, tetapi ia juga ingin mengirimkan pesan bahwa kendati pengalaman tahun 1990 sangat kelabu bagi dirinya, bukan berarti ia menaruh dendam pada Jersey Gli Azzuri. Perlahan tapi pasti Mancini ingin mempersembahkan satu trophy Juara bagi rakyat Italia dan penggemar Timnas Italia di seluruh dunia. Dan Euro 2020 adalah moment yang tepat saat ini.
Lalu, apakah Italia akan keluar sebagai Juara Euro 2020? Saya dengan keyakinan penuh menyatakan ia. Semoga!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H