Mohon tunggu...
Devi M
Devi M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

Meramu dengan pena

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Negara Sekuler Lebih Maju Dibandingkan dengan Negara Agama?

28 Maret 2023   05:54 Diperbarui: 28 Maret 2023   05:56 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa negara sekuler cenderung lebih maju dibandingkan dengan negara agama. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Dikarenakan negara sekuler lebih modern sehingga negara berkembang lebih dinamis dan tidak kaku dengan aturan yang mengikat. Berbeda dengan negara agama yang cenderung lebih mengikat dengan aturan-aturan agama. karena pada dasarnya urusan agama merupakan urusan privat manusia yang harus dipisahkan dengan urusan negara yang bersifat publik. Jika disatukan akan terjadi bentrokan sebab perbedaan kepercayaan agama.

Sehingga negara sekuler nampaknya memiliki eksistensi yang lebih unggul dibandingkan dengan negara agama, terutama di Eropa Barat. Dibuktikan pada abad pertengahan yang sebelumnya menganggap pengaruh agama penting dalam urusan negara, tetapi justru mengalami kemunduran. Serta Turki sebagai negara Timur Tengah secara tegas menyatakan sebagai negara sekuler dengan memisahkan antara urusan agama dan urusan negara. Hal tersebut selaras dengan pemikiran dari Abd al-Raziq yang menyampaikan bahwa “agama adalah sebenarnya yang abadi dan tidak berubah, sedangkan negara dan sistem pemerintahan tunduk kepada perkembangan yang dinamis, selalu berubah”. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa agama dan negara merupakan dua hal yang berbeda sehingga harus dipisahkan.

Selanjutnya, terkait wawasan dan ilmu pengetahuan antara negara sekuler yang lebih maju dibandingkan dengan negara agama, yang cenderung lebih konservatif. Negara agama cenderung masih mengalami kemiskinan keterbelakangan, kebodohan, tradisional, dan juga kurang dinamis. Sehingga negara agama kurang mampu mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi suatu negara, karena ketidakberdayaan akan berpikir untuk mengambil suatu keputusan. Selaras dengan pemikiran Dawan Rahardjo (1419 H/ 1999 M: 164) yang menyampaikan bahwa “masalah yang dihadapi sekarang adalah terdapatnya situasi ketidakberdayaan orang. Lembaga dan Negara, untuk memecahkan masalah-masalah yang berakar pada berbagai isu yang ada termasuk di dalamnya isu-isu sosial”. Hal tersebut yang menghambat kemajuan negara agama. Itulah mengapa negara sekuler lebih maju, karena negara sekuler lebih mengedepankan pemikiran yang rasional, dinamis, dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Salah satunya contohnya adalah negara Turki yang memanfaatkan teknologi dengan baik sehingga kehidupan negara menjadi semakin maju dan sejahtera.  

Perkembangan ekonomi industrialisasi juga biasanya terjadi pada negara sekuler. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Peter L. Berger bahwa “Kawasan yang sudah terindustrialisasi biasanya merupakan lahan yang sudah tersekulerkan; terbebaskan dari nilai-nilai agama”. Sehingga pembangunan ekonomi akan lebih modern dan optimal. Serta negara sekuler memiliki pemikiran yang rasional dan materialistik. Hal tersebutlah yang menyebabkan negara dengan sistem sekularisme akan lebih maju dibandingkan dengan negara agama.

Sehingga dapat diartikan bahwa negara sekuler cenderung lebih maju dibandingkan dengan negara agama. Dikarenakan negara sekuler memiliki pemikiran yang lebih rasional dan berlandaskan pada kepentingan duniawi. Serta adanya pemisahan antara urusan privat terkait agama dengan urusan negara. Yang mana, kepercayaan agama setiap manusia berbeda maka jika disatukan akan terjadi konflik. Konflik tersebutlah yang menghambat kemajuan suatu negara. Serta kemajuan negara sekuler disebabkan perkembangan sistem perekonomian yang mengandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga akan lebih dinamis dengan perkembangan modernisasi. Dan juga perekonomian industrialis lebih mengarah pada negara sekuler dibanding negara agama. Karena perekonomian industrialis berorientasi pada sistem kapitalisme. Yang mana, sistem kapitalisme tersebut cenderung bertentangan dengan negara agama. Hal tersebutlah yang menyebabkan negara sekuler memiliki kecenderung menjadi negara maju dibanding negara agama. Meskipun begitu bukan berarti bahwa semua negara agama itu tidak maju. Terbukti dengan salah satu negara agama yang menjadi negara maju, yaitu negara Iran. Iran dianggap sebagai negara maju karena memiliki Kekuatan dari segi miller maupun ilmu pengetahuan. Jadi, benarkah negara maju adalah negara sekuler? Atau negara agama pun dapat menjadi negara maju? Karena ternyata negara Iran sebagai negara agama mampu untuk menjadi negara maju dan bersaing dengan negara sekuler di Eropa Barat. Namun, nampaknya negara agama yang maju eksistensinya masih kurang karena kebanyakan informasi yang tersebar lebih cenderung mengangkat negara sekuler sebagai negara maju.

Dengan demikian, tidak semua negara sekuler mengalami kemajuan. Begitu pula dengan negara agama, tidak semua negara agama mengalami kemunduran. Kemajuan suatu negara ditentukan berdasarkan sistem dan tatanan dari negara sendiri. Yang mana, negara harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk mengembangkan kehidupan negara dari berbagai segi aspek. Dan juga negara harus mampu untuk mengikuti perkembangan zaman agar dapat bersaing dengan negara-negara lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun