Mohon tunggu...
Weka Bhagawan
Weka Bhagawan Mohon Tunggu... profesional -

Seorang biasa yang berprofesi sebagai apoteker. Sedang mendalami kimia bahan alam di Magister Ilmu Farmasi UNAIR. Tertarik pada dunia kesehatan dan sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menimbang 5 Mantan Pelatih Timnas Indonesia di ISL 2015

19 Maret 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_404023" align="aligncenter" width="780" caption="Logo Indonesia Super League (ISL) 2015 (Kompas.com/Dok. PT Liga Indonesia)"][/caption]

Tidak hanya menjadi bidak di lapangan, menjadi juru taktik Timnas Indonesia barang pasti merupakan suatu impian bagi setiap penggemar sepakbola di negeri ini. Tidak hanya bermandat meramu bakat orang pilihan, tapi juga bertaruh harga diri demi negeri. Bukan hanya seorang pemikir pantang mengeluh, tapi juga sesosok motivator tangguh.

Mungkin kata itu tidak berlebihan jika saya sematkan pada para pelatih Timnas kita. Memang benar! Dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, mereka dituntut memilih minimal 11 orang untuk mewakili negeri besar ini. Selain itu, pelatih timnas juga harus berani memikul beban berat setumpuk ekspektasi masyarakat yang sudah mulai menggunung. Mereka wajib mengalirkan dahaga prestasi yang sekian lama telah membeku, jika tidak! makian dan siulan yang menghakimi. Kadang kala seseorang dengan segudang pengalaman dan taktikpun tidak cukup untuk pangkat ini, mereka juga harus punya bakat bak seorang pakar psikologi yang harus mengangkat moril pemainnya dengan seabrek permasalahan. Pemain dengan permasalahan tunggakan gaji lah… kontrak dengan durasi pendek lah… dan atau jadwal kompetisi yang tidak jelas jluntrungnya lah…

Berangkat dari apresiasi itu, saya mencoba mengulas dan menimbang para mantan pelatih timnas merah putih yang akan menjadi juru taktik club-club peserta ISL 2015 mendatang. Akankan mereka mampu membawa club pengontraknya memenangi kompetisi itu?, ataukah bernasib sebaliknya gagal berbicara banyak di liga?

1. Benny Dollo

[caption id="attachment_404002" align="aligncenter" width="300" caption="Benny Dollo (Kompas.com)"]

14267508341843103778
14267508341843103778
[/caption]

Pola permainan yang diusung pelatih dengan sapaan akrab Bendol ini cenderung menggunakan formasi 4-5-1, dengan satu penyerang tunggal di depan dan menumpuk banyak pemain di tengah. Dengan pengalaman yang dimiliki Bendol di kompetisi ISL tentu merupakan faktor plus tersendiri. Bendol faham betul atmosfir persepakbolaan nasional dari segi apapun, mulai dari sebaran pemain ataupun peta kesehatan klub nasional. Itu terlihat dari kelihaiannya memilih pemain untuk mengisi tim ataupun keputusan membesut club yang terbilang sehat selama ini.

Sriwijaya FC dengan manajerial club yang sehat dikombinasikan pengalaman dan segudang taktik Bendol tentu adalah perpaduan tepat dalam menjalani kompetisi ISL 2015. Didukung dengan pemain-pemain berkualitas di dalamnya macam Ferdinand Sinaga, Raphael Maitimo dan Titus Bonay tentunya menjadi amunisi bagi Bendol untuk menyajikan permainan menyerang nan indah. Dengan kombinasi ketiga faktor tersebut sangat dimungkinkan bagi Sriwijaya FC dengan Bendolnya mampu menjadi calon kuat juara ISL 2015, bersanding dengan club mapan macam Persib Bandung, Persipura Jayapura, atau Arema Cronous.

2. Alfred Riedl

[caption id="attachment_404016" align="aligncenter" width="300" caption="Alfred Riedl (Kompas.com)"]

1426753829363617364
1426753829363617364
[/caption]

Pelatih asal Austria ini sangat menyukai pola formasi 4-4-2 seperti yang ditunjukkannya saat menangani timnas Indonesia di piala AFF 2010. Alfred Riedl merupakan juru taktik yang sarat pengalaman dan pernah melatih beberapa negara dari Eropa hingga Asia. Namanya mulai populer di tanah air ketika mampu mengantarkan timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2010 lalu. Pelatih yang satu ini juga kaya akan taktik dan strategi permainan.

PSM Makassar menjadi pelabuhan Alfred di tahun 2015 ini. Walaupun musim lalu pasukan Juku Eja tak berada pada performa terbaik mereka, kini manajemen club mencoba berbenah. Selain mempertahankan sejumlah penggawa lokal yang bersinar musim lalu, PSM juga mengikat sederet pemain masa depan Indonesia seperti Maldini Pali dan Muchlis Hadi Ning Saefullah. Jangan lupakan juga pemain gaek macam Ponaryo Astaman dan Syamsul Haeruddinyang sarat akan pengalaman. Dengan perpaduan antara hal tersebut dan pelatih sekaliber Alfred Riedl PSM sangat berpeluang berada di papan atas klasemen bahkan mungkin juga mampu menjadi juara di akhir musim.

3. Nil Maizar

[caption id="attachment_404017" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi: Nilmaizar (tengah), saat memimpin sesi latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (9/11/2012). (Kompas.com/Dany Permana)"]

1426753920136713359
1426753920136713359
[/caption]

Pola permainan yang diusung pelatih kelahiran Padang ini cenderung menggunakan formasi 4-4-1-1 dan formasi itupun yang kemungkinan besar digunakan untuk clubnya sekarang Semen Padang. Kelebihan pelatih ini adalah hafal betul kondisi persepakbolaan Semen Padang, mulai dari karakter para pemain dan kedekatannya dengan manajemen club.

Bernostalgia kembali dengan Semen Padang menjadi sebuah tajuk bagi Nil Maizar. Bayangan tim yang bagus dan membanggakan semasa ditangani Nil musim 2010-2012, tampaknya belum hilang dari memori tim ini. Club ini sangat berharap banyak pada pelatih 45 tahun ini, pun demikian dengan susunan pemain yang hampir sama persis dengan musim lalu akan sangat sulit menjadi juara di ISL musim 2015 ini.

4. Rahmad Darmawan

[caption id="attachment_404019" align="aligncenter" width="300" caption="Rahmad Darmawan (Kompas.com)"]

1426754074890507518
1426754074890507518
[/caption]

Pelatih yang masih menjadi anggota ABRI ini mempunyai pola favorit 4-4-1-1, dengan penyerang lubang di sistem permainannya. Rahmad sangat mengerti karakter pemain di Indonesia, punya banyak taktik strategi permainan, dan karakter kepelatihan sabar namun tegas terhadap pemain. Punya pengalaman panjang sebagai peramu taktik di ISL menjadi nilai plus lainnya, termasuk memberikan gelar kepada Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura.

Skuad Persija Jakarta benar-benar menakutkan di musim ini. Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo yang kembali ke Macan Kemayoran serta pemain asing berlabel timnas di negaranya macam Alan Aciar (bek), Martin Vunk (gelandang) dan Evgeni Kabaev untuk sektor penyerangan diharapkan mampu membantu Persija kembali meraih kejayaan. Belum lagi kedatangan pemain muda potensial berlabel timnas seperti Alfin Tuasalamony dan Novri Setiawan. Dengan harmonisasi tangan dingin Rahmad dan materi pemain menakutkan Persija Jakarta diyakini menjadi calon kuat juara ISL musim depan.

5. Indra Sjafri

[caption id="attachment_404020" align="aligncenter" width="300" caption="Indra Sjafri (Kompas.com)"]

1426754131787834171
1426754131787834171
[/caption]

Pola favorit dari pelatih 52 tahun ini adalah 4-3-3 dengan satu penyerang tunggal dan didukung dua pemain sayap cepat dikedua sisinya, serta satu selandang serang pendukung penyerangan. Mendewakan sistem permainan tiki-taka ala Barcelona yang cocok dengan postur rata-rata pemain Indonesia, namun kurang punya alternatif sistem dan pola lain bila timnya sedang didera kebuntuan.

Juru racik ini juga merupakan seorang psikiater maupun motivator ulung baik di dalam maupun luar lapangan. Dapat dilihat dari aksi-aksinya saat menukangi timnas U-19 lalu, coba kita ingat momen psy war memoriabel terhadap timnas U-19 Korsel. Kala itu Bung Indra berucap “Indonesia lebih besar dari Korsel, sampaikan kepada Korsel kami akan mengalahkan mereka pada 12 Oktober nanti”, hasilnya Korsel dilumat timnas kita di Gelora Bung Karno. Atau masih ingat dengan penerapan kebiasaan-kebiasaan seperti “mencium tangan” kepada staf pelatih, hal itu diharapkan dapat menjadi sarana penghormatan dan penegas wibawa sang pelatih didepan para pemainnya.

Bali United Pusam beruntung mendapatkan jasa dari pelatih kelahiran Batang Kapas ini. Kesebelasan Bali United Pusam memang club semenjana di ISL musim ini. Dengan statusnya yang baru berpindah kandang, nama baru, manajemen baru serta dihuni banyak pemain muda eks Timnas U-19 yang minim pengalaman sulit dirasa tim ini mampu mencapai jajaran elit di akhir musim, pun demikian masih adanya pemain berpengalaman semacam Yo Jae Hun dan Bayu Gatra Sanggiawan diharapkan mampu menjadi pembimbing bagi para pemain muda lainnya. Dengan perpaduan antara materi pemain yang dimiliki dan kemampuan pelatih Indra, kemungkinan club yang satu ini masih dapat bertahan di kompetisi ISL namun kurang berpotensi menyodok ke jajaran elit.

Begitu saja, salam bal-balan sampek sengkleh…
Surabaya, 19 Maret 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun