Mohon tunggu...
Weka Bhagawan
Weka Bhagawan Mohon Tunggu... profesional -

Seorang biasa yang berprofesi sebagai apoteker. Sedang mendalami kimia bahan alam di Magister Ilmu Farmasi UNAIR. Tertarik pada dunia kesehatan dan sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tumbuhan Gandarusa "Obat KB Pria yang Akan Berstatus Fitofarmaka"

22 Januari 2015   05:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:37 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan perkembangan jumlah yang semakin meningkat, maka perlu dicarikan solusi untuk mengatasinya. Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurut data yang dicantumkan BKKBN pada tahun 2005, dari 27.318.734 peserta KB, 98,3% partisipan didominasi oleh kaum wanita.

Dalam aspek reproduksi, wanita telah banyak menanggung beban dalam kehidupannya. Mulai dari siklus setiap bulan (menstruasi), melahirkan, dan pemakaian kontrasepsi. Oleh sebab itu maka perlu dicarikan solusi untuk mengurangi beban reproduksi pada wanita tersebut.

Salah satu diantaranya adalah keterlibatan pria dalam program keluarga berencana. Sampai saat ini hanya terdapat 2 metode kontrasepsi untuk pria yaitu kondom dan vasektomi. Untuk meningkatkan ketertarikan pria agar terlibat dalam program KB tersebut perlu dibuat sebuah obat yang dapat digunakan secara efektif dan mudah, karena metode kondom dan vasektomi dinilai relatif tidak nyaman apabila digunakan. Sediaan obat oral (penggunaan lewat mulut) dinilai lebih mudah dan nyaman untuk digunakan.

Terkait dengan alasan di atas, obat tradisional perlu dikedepankan sebagai alternatifnya. Menurut Prof. Bambang Prajogo Apt., telah ditemukan tumbuhan yang mampu berfungsi sebagai obat kontrasepsi secara oral. Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.), merupakan tumbuhan asli Indonesia yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi itu.

Berdasarkan etnomedisin, tanaman Gandarusa bekhasiat sebagai kontrasepsi pria pada masyarakat Papua dan dilaporkan bahwa ekstrak daun J. gendarussa Burm f. memberikan efek antifertilitas (menghambat fertilitas/pembuahan sel telur) dengan aksi pencegahan penetrasi spermatozoa dengan mekanisme penghambatan enzim hyaluronidase yang sudah terbukti dari uji preklinik secara in vitro. Selanjutanya Prof.  Bambang Prajogo Apt. juga sudah melakukan uji klinik terhadap manusia hingga uji klinik fase II serta telah mengisolasi komponen atau senyawa aktif mayor pada Gandarusa yang bertanggung jawab sebagai antifertilitas yaitu Gendarusin A.

[caption id="attachment_392418" align="aligncenter" width="300" caption="Gandarusa (J. gendarussa Burm. f.), tumbuhan asli Indonesia sebagi obat KB pria. (Sumber gambar: bumiherbal.com)."][/caption]

Selain untuk mengetahui komponen aktif yang bertanggung jawab sebagai antifertilitas, Gendarusin A digunakan sebagai komponen standarisasi. Dalam artian setiap bahan baku yang digunakan haruslah mengandung komponen Gendarusin A dengan jumlah yang dipersyaratkan sebagai obat antifertilitas.

Menurut Prof. Bambang Apt. yang merupakan guru besar fakultas Farmasi Unair, tumbuhan gandarusa ini menarik karena mekanismenya secara enzimatis bukanlah hormonal dan tidak mempengaruhi fisiologi sperma. Mekanisme hormonal perlu dihindari karena efeknya yang sulit terprediksi terhadap kesehatan. Selain itu tumbuhan Gandarusa ini juga bersifat reversibel yaitu efek dapat berhenti ketika obat tersebut dihentikan penggunaannya.

Sementara ini produk obat tradisional tersebut masih belum dapat dipasarkan secara masal. Sampai saat ini produk tersebut sedang dikembangkan di industri yang rencananya akan menggandeng salah satu perusahaan obat BUMN Indonesia.

Di Indonesia obat tradisional dapat dibagi menjadi 3 menurut klaim khasiat dan standarisasi bahan bakunya. Pertama adalah Jamu dengan klaim khasiat sebatas empiris dan bahan baku belum terstandar. Kedua disebut dengan Obat Herbal Terstandar (OHT) yang telah diujikan pada hewan secara in vivo atau uji pra klinik dan bahan baku simplisia telah terstandarisasi. Yang terakhir adalah Fitofarmaka, obat tradisional ini telah melewati uji klinik terhadap manusia serta bahan baku telah terstandarisasi.

Dengan ditemukannya Gandarusa sebagai Fitofarmaka baru diharapkan dapat mengangkat pengobatan tradisional di Indonesia. Selain itu status tumbuhan obat Indonesia dapat terangkat di mata dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun