Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Itu Menunggu

22 April 2023   05:46 Diperbarui: 22 April 2023   05:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu|sumber: araneus1.wordpress.com

HIDUP ITU
MENUNGGU

oleh Weinata Sairin

aktivitas hidup manusia sejatinya
dipenuhi dengan
aktivitas menunggu
sejak kanak-kanak
hingga masa lansia
manusia menunggu
dengan lugu
cemas waswas ragu
manusia menanti
tiada henti

manusia menunggu
apa saja
yang memang mesti ditunggu
menunggu benda-benda kasat mata
atau menunggu
hal-hal imajiner
teologis-eskatologis

hari-hari ini
banyak umat menanti :
hasil sidang isbat
agar opor ayam
dan sayur ketupat
dinikmati tepat waktu
tidak expire
atau bahkan basi
menanti hari raya idul fitri

umat dan keluarga menanti
thr cair
pensiun kembali normal
ada remisi bagi mereka yang berada dibalik jeruji besi
harga sembako dan daging sapi turun

ada juga yang menanti
antrian bpjs
pemasangan oksigen
keluar dari ruang iccu
diagnosis dokter
ahli pulmonologi
pemasangan ventilator

menanti itu
membosankan
tapi jika bukan menanti Godot
yang memang takakan pernah datang
maka menanti
adalah ruang pembelajaran
melatih kesabaran
melatih emosi

ada masa-masa
penantian yang
agak krusial
menanti
pemberkatan nikah anak
menanti kelahiran cucu
menanti
kesembuhan dari sakit
menanti
panggilan ilahi

dalam menanti
kita mesti
makin mendekat
kepada kuasa ilahi
kira takboleh ragu sedikitpun
atau berubah pikiran
terhadap kuasa ilahi
Ia ada
dan selalu ada
tatkala ada-ada yang lain
belum pernah mengada.

Jakarta, 20 April 2023/ pk.19.20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun