Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mentari yang Meredup

7 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 7 Januari 2023   15:04 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendung|sumber: kompas.com

 

MENTARI YANG MEREDUP

hari ini
dua jam saja
mentari menampakkan
wajahnya yang sangar
sedikit menerangi alamkelam
banyak orang
sudah sibuk berjemur
agar hidup tambah sehat
dan tambah umur
tubuh yang dingin
terasa hangat
disinari mentari
kini mentari
redup lagi sinarnya
ada mendung
merundung
hujan akan segera turun
mengguyur bumi
yang berlumur darah
dengan bau amis darah
menyengat kuat

ternyata bukan hanya mentari
yang sinarnya meredup
berganti dengan
mendung merundung
hidup banyak orang
juga meredup
meredup
bahkan kuncup
bagai bunga
hidup meredup
karena harga sembako melangit
phk dan pedagang yang bangkrut
penyakit yang berjangkit
pensiun yang minim dan pensiun macet dibabat habis oknum asuransi

hidup umat beriman
sejatinya takboleh redup
dan takpernah redup
umat beriman
hidup yang bergantung
pada Kuasa Transenden
Ia yang menyatakan diri
"Akulah Terang Dunia"
selalu memberi terang
penguatan,
perspektif keakanan
yang berpengharapan
hidup umat beriman selalu
gemerlap
tiada redup
mereka tidak hidup hanya oleh beras rejolele
beras cianjur
atau roti-roti
bermerk
tapi hidup oleh roti
yang takdapat binasa
produk Kuasa Transenden

mentari terus redup
redup
dan hujan mulai turun perlahan
namun hidup umat beriman
tetap gemerlap
tetap gemerlap
walau bumi berguncang
dan badai menerjang garang.

Jakarta, 6 Desember 2022/ pk 12.01
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun