DI CIANJUR MEREKA TERBUJUR
di cianjur
ratap tangis
masih tetap terdengar
pedih mengiris
bocah-bocah
menjerit histeris
mencari ayah ibunya
di reruntuhan bangunan
tertindih tumpukan tanah
di sekitar bangunan pondok mereka
yang luluh lantak
orang-orang nyaris melupakan
lantunan lagu populer zaman baheula
semalam di cianjur
atau beras cianjur
yang pulen dan harum
tauco cianjur
panorama indah
pesawahan di alam hijau
yang menghasilkan
bulir padi
yang bernas
di cianjur kini
setumpuk duka
memutus jalan
bayi-bayi di tenda mandiri
takmampu lagi
menangis
kehabisan susu
kehilangam dekap kasihsayang
orangtua mereka
yang belum diketahui dimana
rimbanya
pendopo kabupaten penuh sesak
rumah sakit sayang
nyaris keteter
merawat ratusan korban yang terluka
yang secepatnya
perlu tindakan operasi
kesigapan pemerintah dan antusiasme seluruh potensi bangsa
menolong para korban
layak di apresiasi
dengan sukacita
penuh keikhlasan
mereka membantu para korban bangkit dari belenggu duka dan derita
dari berbagai wilayah berdatangan bantuan yang dibutuhkan
konon ada juga begal yang merampas bantuan itu
diperjalanan
amat ironis dan paradoks!
ratusan jasad terbujur di cianjur
gempa merenggut nyawa mereka
amat tiba-tiba
sebagian jenazah
sudah bisa teridentifikasi
hidup itu amat mahal
tiada ternilai
dalam denominasi uang manapun
hidup kadang begitu cepat berakhir
tanpa kita tahu
hidup adalah privilege dari Sang Pencipta
mestinya digunakan
dengan penuh hikmat, tanggungjawab, iman tangguh
dan kasih tanpa pamrih
di cianjur saudara-saudara kita terbujur
baik yang uzur
maupun yang mudabelia
maut takpernah
berfikir dalam skema sara atau diskriminatif
maut merenggut siapa saja
suatu saat kita juga semua akan terbujur
entah dengan cara apa
entah kapan
kita mesti siap
kita mesti siap.
Jakarta, 24 November 2022/pk.4.04
Weinata Sairin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H