DOA MINGGU PAGI
minggu pagi
angin lembut berdesir meraba tubuhlusuh
mimpi-mimpi fragmentaris sporadis
takbisa lagi berlanjut
hidup takboleh
terpenjara pada mimpi
terbuai eforia masalalu
yang telah hanyut terbawa
sejarah yang nyaris punah
minggu pagi
mengalirkan sukacita surgawi
penuh harapan
dan masadepan
hidup lebih gairah dan semarak di minggu pagi
gedung gereja selalu penuh sesak oleh umat
yang berhimpun
untuk ibadah
mereka nampak
sukacita dan bahagia
soal bbm yang naik
harga sembako yang melangit
terkalahkan
oleh spirit dan gairah ibadah
atmosfir surgawi
aroma sakral transendental
terasa kuat menyengat
berbaur dengan
bau solar dan pertalite
lantunan azan subuh tiba-tiba
mengoyak pagisepi
kita serasa taklagi hidup didunia profan
yang bersimbah darah
dan dendam kesumat menjerat kuat
spirit ibadah
lantunan ayat-ayat kitab suci
selalu saja memberi perspektif eskatologis bagi setiap umat beriman
bahwa hidup ini
tidak berakhir kini dan disini
tetapi berlanjut
melewati lembah maut yang gelap pekat
menuju ruang-ruang abadi
di aras surgawi
manusia mulia dan fana
selalu hidup dalam ambivalensi
dalam ketegangan kreatif
antara hidup kekinian
yang penuh cela aib dan luka menganga
dengan hidup keakanan
penuh damai sejahtera
tanpa aib
nir dosa kejahatan
Tuhan
yang empunya
masakini dan masadepan
Engkau yang tidak berada dalam waktu
Engkau yang ada dari kekal hingga kekal
yang takmampu
dirumuskan dalam narasi fana
tuntun dan dampingi kami
melewati dunia profan yang kejam jahat dipenuhi demonis
menuju dunia baru yang selalu terang benderang
walau tanpa mentari bulan
atau pln
dunia baru
dunia yang kekal dan abadi.
Jakarta, 18 September 2022/pk.3.23
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H