MENYINGKIR Â DARI SESAT PIKIR KIKIR
seorang anak
home schooling
ditanya gurunya
suatu hari
apa beda antara hemat
dan kikir
sang anak menjawab santai
sama saja pak
keduanya sulit
membantu
kesusahan orang lain
sosok jenis seperti itu selalu berhitung
apa dampaknya jika bisa
memberi
apa untungnya
jika mampu membantu
ujung-ujungnya kedua jenis insan itu
tidak memberi bantuan
sepeser pun
dalam dunia nyata
kita memang bertemu
dan berinteraksi
dengan berbagai macam orang
ada philantropis sejati
ada pemberi berkat
ada pendukung program spesial
ada yang menjadi saluran berkat
ada yang hemat karena tanggungjawab yang amat beragam
acap memang ada juga yang agak
kikir
dengan alasan
yang kurang argumentatif
kita harus memahami dan memaklumi realitas dunia nyata seperti itu
karakteristik orang-orang seperti itu
lahir dan hadir
melalui berbagai proses kehidupan
yang sarat pengalaman
seorang hopeng
dan sahabat lamaku
pernah memberi kesaksian pribadi
bahwa sikap kikir itu mereduksi banyak berkat
berkat terhambat untuk melimpahi bejana kehidupan kita
karena sikap kikir kita
sikap kikir mematikan nurani
sikap kikir
membutakan mata
sikap kikir
berpotensi menambah derita
dan menyengsarakan orang lain
lalu hopeng dan
sohibku
sesudah mendengar siraman rohani
dari beberapa tokoh agama
begawan pendidikan
memutuskan
menyingkir dari sesat pikir kikir
dari sikap dan hidup kikir
karena Tuhan Yang Maha Esa
selalu menganugerahkan berkat berlimpah
dalam seluruh
episode kehidupannya.
Jakarta, 25 Juli 2022/pk.13.57
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H