IDUL FITRI
KOMITMEN MEMBARUI DIRI
sesudah sebulan umat menunaikan ibadah puasa ramadan
saat-saat ini telah diraih mahkota kemenangan
yang menguatkan spiritualitas
hari raya idulfitri bukan hanya hari sukacita
hari bermaaf-maafan
hari penuh silaturahim
idulfitri adalah juga momentum evaluasi introspeksi
tentang umat manusia
dan kiprahnya dipentas sejarah
manusia itu makhluk paling mulia di didunia
ia mampu berfikir
ia memiliki nawaitu
ia piawai berbahasa
ia pandai berakting
ia pandai berdiplomasi
manusia itu makhluk
paling mulia didunia
Allah menciptakanNya secara unik, spesifik dan istimewa
sop nya beda signifikan dengan
mencipta makhluk biasa
dalam kitab suci
manusia disebut
kalifatullah,imago dei, dan sebutan-sebutan lain
pertanda keagungannya
manusia ternyata adalah sosok ambisius
ia berhasrat ingin jadi tokoh ini itu
pernah dalam kepingan sejarah
ada tertoreh
titik nadir hasrat manusia
yang seakan ingin
menyaingi
yang ilahi
obsesi dan halusinasi manusia yang liar
membabibuta dan
bertentangan diametral dengan kefanaannya
mesti diakhiri
takbisa diabaikan
agama menuntun manusia untuk meniti jalan hidup
seiring dengan hakikat kediriannya
agama adalah semacam juklak ilahi agar hidup manusia berada pada jalan lurus
koridor sempit yang telah ditetapkan Sang Khalik semesta alam
agama memiliki roh vertikal transendental dan sakral
ajaran agama wajib diejawantahkan
dalam dunia nyata
dalam pikiran,perkataan dan perbuatan
ajaran agama takboleh disimpan
dalam memori kolektif umat
ajaran agama mewarnai nawaitu
menjadi darahdaging dan roh para penganutnya