Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti-nanti yang Dinanti

27 April 2022   11:37 Diperbarui: 27 April 2022   11:44 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENANTI-NANTI YANG DINANTI

hidup itu penuh sesak dengan diksi menanti
menanti yang kasatmata
menanti yang absurd
menanti yang ada dalam dunia ide
menanti hari-hari yang ada dalam mimpi
menanti yang teologis-eskatologis
menanti-nanti yang layak dinanti

menanti itu tidak mudah dan sederhana
menanti itu
bisa menghadirkan
cemas
anxietas
waswas
gelisah
risau
galau
vertigo
sakit kepala
rasa pegal linu
kuatir
asam lambung naik
mual
sesak nafas
alergi
rendah diri
terdiskriminasi
dan berbagai dampak lainnya
yang acap tiada
terduga

dalam hidup ini
begitu banyak peluh bercucuran dalam menanti :
menanti thr
menanti minyak  goreng stabil
menanti hasil lab
menanti visite dokter
menanti diagnosis tim dokter
menanti pandemi menjadi endemi
menanti khotbah selesai
menanti gereja melayani kaum disabilitas
menanti gereja bersuara profetis
menanti agama-agama bersuara keras
melawan korupsi dan teroris
menanti imb gedung gereja
menanti kerukunan otentik dan sejati mewujud
menanti seluruh agama
mendapat ruang dalam rumah besar NKRI
menanti dpo menyerahkan diri
menanti para koruptor, mafia
dll bertobat
menanti
saat-saat taaruf
 menanti hari-hari pernikahan
menanti kelahiran cucu pertama
menanti
Tuhan memanggil kita
memasuki ruang-ruang keabadianNya

dalam menanti-nanti
yang dinanti
kita harus makin tunduk
memohon berkatNya
belas kasihNya
dan ampunanNya.

Jakarta, 25 April 2022/pk.6.16
Weinata Sairin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun