Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Agama Itu Obor Penerang

15 April 2022   04:50 Diperbarui: 15 April 2022   05:04 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AGAMA ITU OBOR PENERANG

diksi agama telah kita kenal
sejak kita kanak-kanak
ayah ibu kita
memperkenalkan diksi itu dalam bahasa yang mudah dicerna
tanpa mendorong kita menjadi manusia eksklusif
apalagi yang
menganggap
musuh bagi
mereka yang agamanya berbeda dengan kita
bahkan pada masa kecil
kita bebas bersama-sama untuk memperingati hari raya keagamaan
tanpa canggung
tanpa ada aturan
atau instruksi
ini dan itu
dari siapapun
kecuali dari ayah ibu
yang mengingatkan bahwa kita ini bersaudara
dan harus saling menghormati

guru agama ku
di sekolah rakyat tahun 50 an
selalu mengingatkan
bahwa arti agama itu adalah tidak kacau
agama adalah
ageman
pegangan
dan diriku sebagai satu-satunya murid non muslim
hidup damai dan enjoy
mengikuti pelajaran agama Islam
di sekolah itu

guru agamaku yang baik hati
di sekolah rakyat
menyatakan agama itu adalah penuntun
obor penerang
dalam menempuh perjalanan panjang

tatkala agama
terkontaminasi dengan banyak unsur dari dunia sekuler
maka beragama
searasa taklagi khusuk enjoy dan nyaman
seperti tahun 50 an itu

agama serasa menimbulkan kotak, garis batas, skema berfikir yang ghetoistik
yang kontra produktif
dalam membangun kehidupan diruang publik yang bineka

tatkala sebuah agama telah dikukuhkan menjadi syarat
memasuki lembaga pendidikan
atau menjadi syarat menjadi pegawai
mendapat bonus sekian liter pertalite
maka ruang publik yang majemuk mengalami distorsi
dan agama serasa menjadi tereduksi dari hakikatnya yang sakral

umat beragama
Kristen hari ini memasuki hari Kamis putih dan dilanjutkan dengan Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Paskah
umat Islam tengah khusuk menunaikan ibadah puasa Ramadan
ditengah realitas itu
ada baiknya kita umat beriman di negeri ini
mengevaluasi kembali
bagaimana sikap keberagamaan kita
pemaknaan kita tentang agama
apakah agama benar-benar menjadi penuntun
menjadi obor penerang
jangan-jangan agama
tidak mampu lagi menjadi obor penerang
tetapi diperalat menjadi kompor penyerang
bagi orang-orang yang tidak sepaham dengan kita!

Jakarta, 14 April 2022/pk.3.43
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun