Diksi, terminologi yamg keluar dari seseorang itu merepresentasikan kualitas akademik yang ia miliki. Bahkan ada penulis yang menyatakan buku yang dibaca seseorang atau menu yang disukai seseorang membuktikan "kelas" orang itu, kapasitas keilmuan orang itu.
Seseorang yang benaknya diisi oleh pikiran-pikiran Wittgenstein atau Abah GM misalnya beda dengan seseorang yang senang melahap puisi Rendra atau Utuy Tatang Sontani. Seseorang yang hanya paham dengan urek tempe beda dengan seorang yang selalu menikmati steak Abuba.
Kesemua hal diatas ingin menyatakan bahwa buku, makanan punya pengaruh yang cukup dominan terhadap pribadi seseorang.
Penulis Amsal mengingatkan kita bahwa "bibir yang berpengetahuan" lebih penting dari emas dan permata.
Ditengah dunia modern dan sekuler yang amat memberi tempat pada emas dan permata pengingatan Amsal ini amat penting, sehingga kita semua memiliki concern yang lebih terhadap dunia pendidikan.
Selamat Merayakan Hari Minggu. God Bless!
