Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemuliaan Duniawi Itu Cepat Sekali Berakhir

14 Januari 2022   06:58 Diperbarui: 14 Januari 2022   07:04 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia adalah ciptaan agung dan mahakarya dari Allah, Khalik alam semesta. Oleh karena itu dunia adalah benda yang fana termasuk segala sesuatu yang ada di dalam dunia.

Manusia mulia diciptakan Allah agar ia mengukir karya terbaik ditengah dunia, mengelola bumi ini dengan seluruh kekayaan yang ada agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat manusia dari abad ke abad. 

Sayangnya nafsu penguasaan manusia terhadap bumi amat besar, penuh keserakahan, ia eksploitasi isi perut bumi tanpa mengkalkulasi dengan matang dampaknya bagi generasi berikut dan bagi perkembangan alam itu sendiri. 

Walaupun narasi ajaran agama-agama amat jelas menyatakan bahwa kewargaan kita bukan di dunia ini tapi di surga, yang akan dialami dimasa datang, namun manusia terlena pada hal-hal yang duniawi. 

Manusia berupaya dengan segala cara bahkan yang bertentangan dengan agama untuk mencapai kesuksesan, demi mempertahankan "kemuliaan duniawi".

Orang membeli sertifikat, membeli gelar, korupsi, membobol ATM, merekayasa perusahaan bodong, menipu para peserta umroh, mark up anggaran, mengorupsi uang bansos, menyuap pejabat, dsb mengabaikan dan berpura-pura tak tahu undang-undang hanya untuk mempertahankan kemuliaan duniawi.

Orang tidak takut lagi pada hukuman Tuhan, bahkan terus menerus berbohong, menipu dan mengelabui Tuhan, orang tidak taat hukum dan mencari alibi untuk bebas dari proses peradilan, lari atau bersembunyi untuk mengelak dari proses hukum. 

Negeri ini sudah tidak lagi sepenuhnya negeri yang warga negaranya taat beragama, tapi negeri yang warganya masih repot berdiskusi untuk mengatur kolom agama di KTP atau diskusi tentang pola pembelajaran agama yang cocok di era digital, sehingga lupa untuk beragama secara utuh penuh, konsisten dan kontinyu. Jauhi penodaan agama dan persekusi agama dalam berbagai bentuk di NKRI.

Para pejabat agama, tokoh dan lembaga agama harus berupaya terus mencari pola dan bentuk yang relevan dalam proses pembinaan kehidupan beragama di zaman ini. 

Pola dan bentuk itu menolong umat sehingga mereka dapat mewujudkan keberagamaan yang kafah dalam realitas konkret. Kemuliaan dunia itu cepat berlalu bersama usia yang makin uzur. 

Jangan terpukau pada kemuliaan duniawi, pada harta, tahta,  jabatan dan kemasyhuran. Wujudkan hidup yang taat hukum dan takut kepada Tuhan! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun