Manusia berupaya dengan segala cara bahkan yang bertentangan dengan agama untuk mencapai kesuksesan, demi mempertahankan "kemuliaan duniawi".
Orang membeli sertifikat, membeli gelar, korupsi, membobol ATM, ciber crime merekayasa perusahaan bodong, menipu para peserta umroh, mark up anggaran, mengorupsi uang bansos, menyuap pejabat, dsb mengabaikan dan berpura-pura tak tahu undang-undang hanya untuk mempertahankan kemuliaan duniawi.
Orang tidak takut lagi pada hukuman Tuhan, bahkan terus menerus berbohong, hipokrit, menipu dan mengelabui Tuhan, orang tidak taat hukum dan mencari alibi untuk bebas dari proses peradilan, meminta diskon pengadilan, lari atau bersembunyi untuk mengelak dari proses hukum, menjadi DPO bertahun-tahun.Â
Negeri ini sudah tidak lagi sepenuhnya negeri yang warga negaranya taat beragama, tapi negeri yang warganya masih repot berdiskusi untuk mengatur kolom agama di KTP atau diskusi tentang pola pembelajaran agama yang cocok di era digital,agama X resmi atau tidak sehingga lupa untuk beragama secara utuh penuh,kafah konsisten dan kontinyu.
Para pejabat agama, tokoh dan lembaga agama harus berupaya terus mencari pola dan bentuk yang relevan dalam proses pembinaan kehidupan beragama di zaman ini.Â
Pola dan bentuk itu menolong umat sehingga mereka dapat mewujudkan keberagamaan yang kafah dalam hidup sehari-hari. Kemuliaan dunia itu cepat berlalu bersama usia yang makin uzur. Jangan terpukau pada kemuliaan duniawi, pada harta, tahta, jabatan dan kemasyhuran. Wujudkan hidup yang taat hukum dan takut kepada Tuhan!Â
Carilah kemuliaan surgawi yang kekal abadi,yang berada diluar ruang dan waktu dengan cara melaksanakan perintah agama, beramal, berdiakonia bersedekah, berbuat kebajikan, menabur cinta kasih bagi sesama dan bentuk-bentuk lainnya tanpa me memandang Sara. Ingat keakanan kita berada di kekekalan, dan bukan di kefanaan.
Kita seluruh warga bangsa adalah umat beragama, umat berTuhan.
Kita harus menghormati agama-agama, respek terhadap hari raya agama. Agama tidak boleh dinodai oleh korupsi, radikalisme, hipokrisi, roh keserakahan, adu domba atau cari kambing hitam. Mari terus berjuant menggapai kemuliaan surgawi yang Tuhan sediakan bagi kita umat yang percaya kepadaNya!
Selamat berjuang. God bless.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H